KABAR duka menyelimuti jagat jurnalistik Jawa Timur. Salah satu tokohnya,  Errol Jonathans meninggal dunia, Selasa (25/5/2021). Errol meninggalkan kita semua sekitar pukul 11.06 WIB,  di salah satu rumah sakit di Surabaya.

  Handai taulan, relasi, serta kenalan hadir memberikan penghormatan terakhir untuk Errol Jonathans di persemayaman Adi Jasa,  Jl Demak, Surabaya. Lautan bunga duka cita pun terus berdatangan sebagai rangkaian doa. Termasuk bunga duka dari petinggi di Jawa Timur,  Gubernur Khofifah Indar Parawansa dan Kapolda Jatim  Irjen Pol Nico Afinta.

Seperti kebanyakan ungkapan, salah satu ciri orang baik adalah banyak  kenangan saat dia meninggal.  Saya punya sepenggal kenangan bersama almarhum Errol, yang tak mungkin terlupakan.  Kenangan sebagai teman kuliah, juga teman kerja.

  Kami, sama-sama kuliah di Akademi Wartawan Surabaya (AWS) Angkatan ’77.  Di saat kuliah itulah, kami sama-sama menjadi wartawan Harian Pos Kota. Kuliah sambil kerja. Kemudian AWS tempat kami kuliah berubah status  menjadi Stikosa (Sekolah Tinggi Komunikasi Surabaya).

Sebagai  kawan kerja, Errol adalah pribadi yang menyenangkan. Ketika aktif di Pos Kota Perwakilan Jawa Timur,  almarhum Errol meliput bidang hukum. Ia ngepos di Pengadilan Negeri Surabaya. Dalam keseharian, saya sering  memanggil almarhum dengan sebutan Mr Jo.  Panggilan ini, lebih akrab, karena Jo adalah inisial di  naskah  beritanya.

Dalam keseharian almarhum Errol tak hanya rapi, tapi  juga piawai. Ini tercermin pada  cara kerja dia,  setiap mengetik naskah berita. Hasil ketikan naskahnya rapi dan nyaris tanpa koreksi. Tata bahasanya pun komunikatif, lancar  dan mengalir.  Mengetik? Maklum, saat itu masih menggunakan mesin ketik sebagai sarana kerja. Belum ada komputer seperti sekarang. Istilah kerennya, belum computerized.   

Saat awal-awal kuliah saya sering bermain ke rumahnya, di kawasan Jl Darmokali Surabaya. Keakraban ini berlanjut sampai di Jakarta. Saya juga pernah diajak menginap di rumah kerabatnya di Depok. Suasananya begitu akrab, nyaman dan menyenangkan. Di lingkungan keluarga Errol di  Depok ini, saya merasa sudah akrab padahal baru bertemu.

Almarhum  Errol pernah bertugas di  Pos Kota Jakarta. Tapi, tidak begitu terlalu lama. Lalu dia  kembali lagi ke Surabaya. Selanjutnya, saya menyusul bertugas di Pos Kota Jakarta. Bukan menggantikan posisi Errol, tapi ada tugas baru,  ‘merawat’  halaman Jawa Timur di Harian  Pos Kota Jakarta sebagai  cikal bakal lahirnya Mingguan Surya, kemudian menjadi  Harian Surya.

Saat kuliah pun  ada kenangan yang  tak terlupakan. Sebagai pengelola koran kampus,  saya bersama satu orang teman mahasiswa di AWS,  ditunjuk  mengikuti seminar jurnalistik mahasiswa tingkat nasional di Jakarta. Itu sekitar  tahun 1980. Penyelenggaranya adalah sebuah organisasi mahasiswa ternama. Saat itu almarhum Errol masih bertugas di Pos Kota Jakarta. Bak gayung bersambut, karena kebaikan dan pertolongan Mr Jo, kami sampai di tempat seminar dengan aman.

Soal Jakarta, saat itu kami  buta tentang peta ibu kota.  Ceritanya, dimulai ketika kami naik bus malam dari Surabaya.  Bus yang kami tumpangi pun tiba di Terminal Pulogadung Jakarta. Ternyata, Mr Jo sudah menunggu di terminal. Entah berapa lama.  Lalu, kami pun  diantar  ke tempat seminar di  Gelanggang Mahasiswa Sumantri Brojonegoro, Kuningan, Jakarta. Kebaikan Mr Jo yang mau menjemput dan mengantarkan ke tempat seminar tentu tak pernah kulupakan.

Keakraban kami di Pos Kota, sampai sekitar tahun 1983.  Mr  Jo hijrah dan lebih memantapkan diri ke dunia broadcasting. Ia sukses meniti karir di Radio Suara Surabaya (SS). Jabatannya adalah direktur utama. Lebih dari itu, menempatkan namanya menjadi tokoh di bidang media.  Muncul julukan dia sebagai perintis Citizen Journalism di Indonesia.

Hijrah ke Radio SS, praktis saya hampir tidak pernah ketemu dengan Mr Jo untuk waktu cukup lama. Kecuali berkomunikasi lewat WA Grup Alumni-Stikosa dan di Grup WA Wartawan Senior. Atau, sekali tempo bertegur sapa lewat facebook dan WA secara pribadi. Saya pun kaget, ketika menerima  kabar, Errol Jonathans yang sering kupanggil  Mr Jo  meninggal dunia, Selasa (25/5/2021).  Almarhum dimakam di  Pemakaman  TPU Keputih Surabaya, Kamis, (27/5/2021).  

Selamat Jalan, Kawan. (cak kar)