Innalillahi wa innailaihi rojiun.  Seakan  tak percaya ketika mendapat kabar duka  bila sahabat kami, Bondet Hardjito meninggalkan kita untuk selamanya, Selasa (22/6/2021)  di RS Al Irsyad Surabaya  pukul 14.15 WIB. Almarhum masuk rumah sakit Senin (21/6/2021) awalnya dengan keluhan panas dingin, batuk dan tenggorokan kering  serta   gejala sesak napas. Namun,  setelah dilakukan swab, hasilnya positif covid.

Bondet Hardjito lebih akrab dengan panggilan Cak Bond adalah penanggung jawab sekaligus pemimpin redaksi media siber arekmemo.com.  Sebelum mendirikan arekmemo.com, Cak Bond pernah di Harian Memorandum. Namun, untuk mengawali karir di dunia jurnalistik,  pertama kali dia  menjadi wartawan  di Harian Pos Kota. Lalu pindah ke Harian Memorandum itu sampai pensiun kemudian mendirikan arekmemo.com.

Sebelum meninggal,  Jumat (18/6/2021)  kami ke rumahnya di kawasan Pepelegi Indah, Waru, Sidoarjo.  Seperti kebiasaan sebelum ke rumahnya, kami terlebih dulu selalu  kontak,  baik lewat WA maupun telepon langsung.  Berkali-kali kami  telepon maupun pesan lewat WA  tak dijawab. Kami curiga, jangan-jangan Cak Bond sakit atau ngampus. Sebagaimana diketahui Cak Bond juga menjadi pengurus yayasan di Stikosa-AWS (Sekolah Tinggi Komunikasi Massa – Almamater Wartawan Surabaya). Juga, menjadi pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Jawa Timur.

Hari Jumat pagi itu kami langsung ke rumahnya. Dugaan itu betul, kami lihat kondisi badannya lemas. Sesekali disertai batuk kering  dan napas agak berat.  Kami pun dipersilakan duduk di ruang tamu keluarga sambil memegang sarung yang dililitkan di perutnya.  

“Saya kecapekan, Kang.  Saya membantu acara pesta pernikahan putri adik ipar di Malang  Sabtu (12/6/2021) lalu. Karena tak kuat dan kecapekan saya langsung pulang,” katanya lirih.

Kedatangan kami ke rumah Cak Bond Jumat pagi itu minta stempel untuk penawaran iklan KUR (Kredit Usaha Rakyat)  ke Bank Jatim. Surat kami sodorkan, Cak Bond tidak langsung menyetempelnya. Dia berhenti sejenak, seakan mengurungkan  niatnya.  Ini di luar kebiasaannya. “Lho, biasane lak ono meteraine (Lho, biasanya kan ada meterainya)?” tanya dia.

“Ini penawaran iklan, Cak Bond. Bukan tagihan iklan yang memakai meterai,” jawab kami.

Oh, iyo yo… (Oh, iya ya…),” kata dia sambil ketawa lirih, ciri khasnya.

Usai stempel, kami pun buru-buru berpamitan. Kami juga pesan ke Cak Bond, cepat ke dokter lalu istirahat dan minum obat.  “Hari Selasa  (22/6/2021) kami balik ke sini,  Cak Bond  harus sudah sembuh. Kami  ke sini lagi  minta stempel penawaran iklan ke Citraland,” pinta kami pada Cak Bond.

Iya, Kang,” jawabnya singkat terus  menutup pintu ruang tamu keluarga.

Betapa terkejutnya kami ketika  membaca statusnya di akun facebook-nya, Senin (21/6/2021):  Yaa Allah hanya dua yang saya pinta: beri kesempatan saya melihat, menyaksikan ananda Ali Reza Djibran menikah dan punya anak. Kedua, atau matikan saya dalam keadaan husnul khatimah.

Setelah membuat  status di akun facebook, tepatnya Selasa  (22/6/2021),  Cak Bond meninggalkan kita semua. Padahal, hari Selasa itu kami rencananya minta stempel penawaran iklan ke Citraland. Tapi, Allah berkehendak lain. Cak Bond dipanggil lebih dulu menghadap Sang Maha Pencipta.  Jenazahnya dimakamkan di TPU Keputih Surabaya.

Lulusan Akademi Wartawan Surabaya (AWS) ini  semasa hidupnya disamping hobi bermain musik juga memancing ikan. Soal hobi memancing ikan diakui kawan akrabnya, Abah Mushadi  (Abah Mus), Cak Bond memang jago memancing.   “Pernah mancing di Pemancingan Bandeng  Kalanganyar, Sedati, Sidoarjo,  bersama delapan orang. Di antara mereka yang paling banyak dan tercepat memperoleh ikan adalah Cak Bond,” kenang Abah Mus.

Dalam perjalanan ke lokasi pemancingan ini, 13 Desember 2020, Cak Bond sambil mengendarai mobilnya pernah  bercerita tentang usahanya  membangun arekmemo.com. “Sekitar tiga tahun lalu, saya terpaksa menjual perhiasan istri saya untuk mengurus perizinan media online. Alhamdulillah terkumpul sekitar Rp 40 juta. Impian membuat arekmemo.com pun bisa terwujud,” kisah Cak Bond saat itu.

Tak ketinggalan Yusron Aminulloh, adik Emha Ainun Nadjib,  yang pernah menjadi wartawan Surabaya Post  menulis di akun facebook-nya : Saya bersaksi, kau orang baik, sahabat yang baik dan hobinya silaturahim. Air mata menetes mendoakan dari jauh. Saya mengenal Bondet sejak 1987 saat mengawali karir wartawan dan bertugas liputan 40 hari dengan Kapal AL Teluk Sampit 515 dengan sahabat Karyanto dll  dan berlanjut dua  bulan lalu saat ke DeDurian Park.

Almarhum Cak Bond disebut Yusron  yang  hobinya silaturahim, memang betul sekali. Suatu ketika dia pernah bilang, jangan sampai memutus tali persaudaraan dengan siapapun. “Itu yang saya jaga,” kata Cak Bond saat itu. Di lingkungan Perumahan Pepelegi Indah, Waru, Sidoarjo, Cak Bond juga menjadi Ketua RT.

Lain lagi kesan yang disampaikan sahabat Cak Bond, Tari Moekari,  di akun facebooknya. Mas Bondet Hardjito, tidak hanya teman tapi bagiku beliau seperti guru di awal aku mengenal kerja di media, inshaAllah husnul khatimah. Allah akan memberi tempat terbaik di sisi-Nya. Al-Fatihah, aku hanya punya doa terbaik untukmu saudara baikku

Selamat jalan, sahabat Bondet Hardjito. Kami selalu mengenang keceriaanmu, kesukaanmu  bergaul dengan siapa pun, kesukaanmu bersilaturahim. Atau  kami juga senang mendengar alunan petikan gitar dengan suara merdumu. Atau melihat wajahmu yang gembira ketika mendapat ikan besar saat memancing. Semuanya, tinggal kenangan yang selalu kukenang selamanya.  (cak kar/cak mus)