SURABAYA-ArekMemo.Com, Semburan lumpur di pekarangan teras rumah warga Jl Kutisari Indah Utara III No 19 , Kelurahan Kutisari, Kecamatan Tenggilis Mejoyo, Surabaya diduga akibat efek aktivitas gempa pada 19 September 2019 di wilayah Tuban.
Semburan sempat menghebohkan warga sekitar dan Surabaya. Namun faktanya semburan serupa juga diakui sering terjadi di wilayah ini.
Sedikitnya sudah ada 2 titik sebelumnya yang pernah muncul tapi bisa ditutupi. Warga memanfaatkan dengan menyaring minyak dipisahkan dengan lumpurnya untuk dimanfaatkan jadi bahan bakar.
Sedangkan gas methane di kemunculan semburan sebelumnya dianggap sangat kecil karena tidak ada sifat dominan gas methane saat tangan dicelupkan ke kubangan semburan.
Demikian dikatakan Waskita staf PT Klasik Prima Karpet, yang ada di lokasi. Menurutnya saat tangan dicelupkan di kubangan semburan tidak ada rasa panas di kulit dan raaa gatal, artinya kadarnya sangat kecil apalagi baunya tidak begitu menyengat.
Kali ini Tim dari Perusahaan Gas Negara (PGN) langsung memeriksa kondisi dua titik semburan yang tepat di bawah teras rumah dan pekarangan. Selain menggali dua titik semburan, petugas PGN juga mengambil contoh lumpur untuk diteliti.
Petugas juga memeriksa kadar kandungan gas yang turut keluar dari dalam tanah. Dari hasil pemeriksaan sementara, semburan lumpur bercampur gas dan minyak ini termasuk semburan liar yang memang banyak terdapat di kawasan itu.
Diduga kemunculan semburan ini sedikit banyak dampak dari gempa yang terjadi di Tuban, Jawa Timur pada Kamis, 19 September 2019.
“Ini sepertinya masuk kategori semburan liar. Karena di sekitar Kutisari ini memang masih banyak semburan-semburan kecil. Dan munculnya semburan liar setelah kejadian gempa kemarin. Dilihat dari modelnya seperti ini memiliki kandungan oli tapi getahnya masih kecil. Ini ada campuran minyaknya,” ujar Kepala Distribusi Gas Regional II PGN, Munari, Selasa (24/9/2019), dikutip dari laman Merdeka.com,
PGN memastikan, semburan lumpur bercampur gas dan minyak ini tidak ada kaitannya dengan PGN. Ini lantaran PGN tidak memiliki jaringan gas (Jargas) di Kawasan Kutisari, Surabaya. Sementara itu, karena dikhawatirkan dapat menimbulkan api, semburan lumpur bercampur gas dan minyak ini harus diamankan hingga radius 100 meter.

Reporter: Isma
Sumber: Merdeka.com