SURABAYA, arekMEMO.Com – Kegiatan perkuliahan di Stikosa-AWS diawali dengan Daftar Ulang mahasiswa baru dan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB), sejak Senin hingga Minggu  (4-9 September 2023). Yang cukup menarik, ternyata Stikosa-AWS tetap menjadi pilihan para keluarga alumni untuk melanjutkan pendidikan.

Jaffan Sindung Pradipta, mahasiswa baru asal Nganjuk, ternyata ayah-ibunya juga alumni Stikosa-AWS. Bukan hanya orangtua Jaffan, namun paman dan bibinya juga lulusan Stikosa-AWS. Jaffan mengaku mendapat arahan dari orangtuanya untuk melanjutkan pendidikan di Stikosa-AWS lantaran memiliki bakat di bidang jurnalistik untuk diasah dan dikembangkannya.

Hal yang sama juga terjadi pada tahun-tahun perkuliahan sebelumnya. Muhammad Fariz Hastanto, mahasiswa Semester 3 (Broadcasting)  mengaku bahwa ayah, kakak dan pamannya adalah alumni Stikosa-AWS. Pamannya kini bekerja di TVRI, kakaknya dulu bekerja di Angkasa Pura (BUMN), tapi kini bekerja di  humas sebuah rumah sakit Pati, Jateng, karena istrinya seorang dokter. Ayahnya, pensiunan Harian Surya dan kini mengelola sebuah media online.

Sebagai Perguruan Tinggi Prodi Ilmu Komunikasi tertua di Indonesia Timur, saat ini usia Stikosa-AWS memasuki usia 59 tahun. Semula bernama Akademi Wartawan Surabaya (AWS). Sejak 1996 berubah menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Almamater Wartawan Surabaya.

Kampus media ini memiliki sejarah panjang dalam mencetak jurnalis profesional dan pengelola media. Tercatat, banyak tokoh media nasional, baik surat kabar, radio & televisi serta online, merupakan alumni Stikosa-AWS. Juga profesional Humas, baik di instansi negeri maupun swasta.

Sejalan dengan perkembangan kebutuhan kerja yang makin pesat di dunia digital, program studi Ilmu Komunikasi Stikosa-AWS memiliki dua peminatan yaitu Digital Broadcasting Journalism dan Digital Public Relations. (*/kar)