Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia memang sangat identik dengan pesta rakyat. Itulah fakta yg kita jumpai di lapangan. Lomba apa saja, mulai dari anak usia dini, TK, SD, SMP, SMA, Karang Taruna, bapak2 hingga kakek nenek, semua pada mengikuti lomba di setiap RT, RW serta Desa masing2. Intinya? Ikut serta meramaikan HUT republik tercinta ini.

Thema yg diangkat juga beragam. Namun kebanyakan mereka menggunakan tajuk “Kembali ke Tempo Dulu”.

Ada tarik tambang, lucunya khusus untuk ibu2 PKK. Anda pasti bisa membayangkan apa yg terjadi? Bagaimana teriakan peserta & suporter sebagai dorongan, pemberi semangat. 

Ada ‘gobaksodor’. Permainan tempo dulu, diikuti bapak2 umur di atas 50 tahun. Pasti lemban, dan sering kepegang ktika akan menyeberangi garis. Mengasyikkan.

Juga bola volly menggunakan balon berisi air, dimana airnya diberi pewarna. Caranya? Dua peserta ibu2, menggunakan sarung untuk dipakai menerima bola dari lawan. Tentu jika lepas atau menerimanya terlalu keras, balon akan pecah, kemudian air berwarna membasahi pakaian serta tubuh. Kakau sudah bgitu, penonton gerrr, bersorak, terpingkal-pingkal. Dan, masih banyak lomba lucu lain yg menghebohkan.

Belum lagi karnaval, kirap budaya serta gerak jalan. Dimana kegiatan masal ini dilakukan di jalan raya, sehingga mengakibatkan kemacetan yg luar biasa.

Sebagaimana yg terjadi Minggu tgl 18 Agustus kmrin. Di jalan Pantura, dari Tuban ke Gresik memakan waktu hampir 7 jam.

Jam 14.00 masuk Brondong, Paciran hingga WBL sudah luar biasa macet. Para pengemudi awalnya bertanya-tanya, ada apa? Namun bgitu mengerti ada gerak jalan, kirap budaya, karnaval, mereka jadi paham. “Ohhh iya HUT Kemerdekaan RI” Akhirnya para pengemudi mengerti dan menikmati kegiatan tersebut.

Kemacetan itu berkelanjutan. Sebab di setiap Desa/Kecamatan rata-rata menggekar aksi yg sama. 

Sampai Manyar, Gresik, kendaraan berhenti total hingga hampir 3 jam, karena ada pengerjaan, pengaspalan jalan. Yg membuat semakin krodit adalah para pengemudi yg seenaknya, tdk disiplin, main serobat kanan/kiri, sehingga semakin macet.

Bagaimana menyadarkan para pengemudi agar tertip berlalu lintas? Bergantung pada diri masing-masing. Katanya: yg paling penting dimulai dari diri sendiri. Benarkah? Karena kebanyakan yg merasa jengkel lalu ikut-ikutan menyerobot?

Itulah fakta di lapangan Minggu siang kemarin. (bondet)