MAGETAN, arekMEMO.Com – Bagi Achmad Sutaryo bisnis  sablon kaos  atau jasa konveksi adalah peluang usaha paling menarik saat ini, mengingat kaos yang sudah disablon akan selalu dicari dan dibeli oleh masyarakat. Dengan branding Happy Collection, ia membuka usaha di rumahnya, Jl Timor 25 Magetan.

 Di tempat ini, ia  melayani jasa konveksi atau sablon untuk berbagai keperluan seperti pakaian olahraga,  kaos, jaket training pack,  baju organisasi, baju komunitas ormas dan lain-lain. Jasa sablon yang ditawarkan murah dan terjangkau dengan kualitas terbaik.

Achmad Sutaryo memulai usaha ini sejak 1981 dan kini mempunyai 10 karyawan. Cuma, saat pandemi seperti ini para karyawan jam kerjanya digilir. “Kalau ada order masuk, para pekerja baru  kita kontak supaya masuk bekerja,” tutur Achmad Sutaryo yang ditemani istrinya.

 Pada awalnya, lanjut dia,  bekerja di toko elektronika, sejak umur 24 tahun. Lalu banting stir usaha sablon ini yang belajar dari saudara. Terhadap kualitas kerjanya,  sebetulnya para pemesan banyak senang dengan kualitas hasilnya. Sebab,dia berterus terang dalam bekerja  lebih mengutamakan kualitas.

 Para pemesan, kebanyakan dari kalangan perkantoran. Sebab, nama Happy Collection adalah sebuah jaminan di lingkungan kantor dinas dan instansi lain di Magetan. Selama menjalankan usaha sablon atau konveksi  ini, dia tidak pernah promosi di media. Menurut perkiraannya, mereka tahu tentang kualitas usahanya dari getok tular.

 Harapan ke depan, usaha konveksi atau sablon yang digeluti ini bisa  maju terus seiring dengan berakhirnya pandemi Corona-19.  “Usaha harus terus berjalan, bisnis tidak boleh berhenti,” harapnya.

Peralatan yang dimiliki sebetulnya sudah termasuk  canggih walau dari hasil otak-atik sendiri. Misal, dia sudah memiliki print komputer, bordir komputer dan lain-lain. Semua program peralatan ini dibuat sendiri. Begitu juga semua mesin untuk konveksi atau sablon, semua dikerjakan sendiri. Sebab, dia punya dasar-dasar teknik sendiri pula.

 Anak-anaknya ada juga yang mengikuti jejaknya. Misal, yang kini berada di Lampung juga membuka usaha konveksi dan sablon. Dari empat anak, sebetulnya ada dua anak yang mengikuti jejaknya. “Yang di Lampung usahanya lebih maju daripada yang di sini. Mereka kami harapkan sebagai generasi pengganti,” harapnya. (kar)