NGANJUK, arekMEMO.Com-Indonesia kembali mencatatkan langkah positif. Pada hari Jumat 3 Oktober 2025, Menteri Perdagangan RI Budi Santoso secara resmi melepas ekspor empat kontainer produk peralatan rumah tangga berbahan plastik dengan merek Moorlife ke Filipina dan perdana ke Romania. Produk yang diekspor senilai US$ 411,73 ribu atau setara Rp 6,7 miliar.
Adapun dalam hal ini, Moorlife merupakan mitra binaan eksportir Bank Jatim dan sekaligus salah satu peserta Export Coaching Program Jawa Timur 2025 yang merupakan kerja sama antara Bank Jatim dengan Kementerian Perdagangan. Turut hadir dalam kesempatan tersebut Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak, Direktur Utama Bank Jatim Winardi Legowo, dan Founder & President Moorlife Hermanto Tanoko.
Winardi menjelaskan, Bank Jatim saat ini terus memperkuat peran dalam mendukung ekosistem serta ekspor nasional. Salah satu caranya yaitu dengan memberikan pendampingan perluasan pasar, serta menyediakan layanan keuangan yang lebih fleksibel untuk mendukung pelaku usaha dalam meningkatkan kontribusi ekspor Indonesia. “Dukungan dari mitra perbankan seperti Bank Jatim ini akan memperluas jangkauan Kementerian Perdagangan dalam membantu pelaku ekspor menghadapi ketidakpastian global dan mengoptimalkan peluang di pasar internasional. Sehingga dengan begitu para eksportir baru dapat naik kelas hingga mancanegara,” paparnya.
Winardi juga menegaskan, pihaknya sangat optimis para eksportir binaan Bank Jatim mampu bersaing di pasar global. “Kami akan terus mendukung mereka memasarkan produk-produk unggulan Indonesia secara internasional. Bank Jatim telah rutin melakukan business matching, mempertemukan pelaku usaha dengan para potential buyer dari mancanegara, baik secara offline maupun online. Melalui upaya kolaboratif ini, semoga industri ekspor Jawa Timur akan semakin berkembang dan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ucapnya.
Winardi berharap dengan kegiatan ekspor ini dapat tercipta sinergi antara pelaku usaha, pemerintah daerah, instansi pusat, serta mitra dagang internasional dalam membangun ekosistem ekspor yang berkelanjutan dan inklusif. Sebagai bank pembangunan daerah, Bank Jatim berkomitmen untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Jawa Timur melalui fasilitasi dan pembinaan nasabah yang berorientasi ekspor.
”Pelepasan ekspor bukan hanya seremoni, melainkan bentuk nyata kontribusi Bank Jatim kepada UKM dan perdagangan global. Kami ingin berkontribusi untuk ikut memperkenalkan dan memperkuat posisi komoditas unggulan Jawa Timur di pasar internasional. Semoga pelepasan ekspor ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, menciptakan lapangan kerja, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah,” ungkapnya.
Sementara itu, Budi Santoso juga menyatakan, produk Indonesia kini memiliki daya saing yang tinggi di pasar global. Hal ini tercermin dari perubahan signifikan struktur ekspor nasional yang saat ini didominasi sektor industri pengolahan, menggantikan dominasi sektor pertambangan di masa lalu. “Dengan demikian, produk Indonesia terbukti memiliki daya saing. Melalui produk yang berkualitas, kita tidak hanya mampu menembus pasar ekspor, tetapi juga memperkuat pasar dalam negeri dan membendung serbuan produk impor,” tuturnya.
Menurut Budi, Moorlife berhasil menunjukkan konsistensi dan kinerja ekspor yang terus meningkat sehingga berkontribusi positif terhadap perekonomian nasional. Kinerja ekspor yang terus tumbuh ini tentu akan berkontribusi pada target pertumbuhan ekonomi nasional. Selain itu, dengan ekspor yang meningkat, produksi dalam negeri juga akan naik sehingga dapat menyerap lebih banyak tenaga kerja.
Untuk menggenjot ekspor, lanjut Budi, pemerintah terus memperluas akses pasar ekspor Indonesia melalui penyelesaian perundingan perdagangan dengan berbagai negara. “Kemarin, kami mengumumkan bahwa kami telah menyelesaikan perundingan Indonesia-Uni Eropa Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) telah selesai. Pada 24 September 2025, Indonesia juga menandatangani Indonesia-Canada CEPA. Ini merupakan salah satu upaya kami untuk memperkuat penetrasi pasar global,” jelas Budi.
Sepanjang Januari-Agustus 2025, Kemendag juga telah memfasilitasi 462 kegiatan penjajakan kerja sama bisnis (business matching) yang terdiri dari 312 sesi presentasi peluang bisnis (pitching) dan 150 sesi temu bisnis dengan buyer. Total nilai transaksi yang sukses dicatatkan mencapai USD 90,90 juta yang terdiri atas potensi transaksi sebesar USD 34,95 juta dan pesanan pembelian (purchase order) senilai USD 55,95 juta.
Terdapat program yang dapat diikuti pelaku UMKM, seperti pelatihan Export Coaching Program (ECP) dan pendampingan desain. ECP Jawa Timur tahun 2025 merupakan kerja sama Kemendag dengan Bank Jatim. Melalui sinergitas pemerintah pusat dan daerah, serta kolaborasi dengan lembaga pembiayaan, bentuk nyata dukungan kepada pelaku ekspor, sehingga dapat mencetak eksportir baru dari Jawa Timur yang memiliki daya saing tinggi. ”Jika sudah siap melakukan ekspor, maka pelaku usaha akan kami masukkan dalam program UMKM Berani Inovasi Siap Adaptasi (BISA) Ekspor,” tutup Budi.(mus/sk)