“Indonesia Akan Hancur,
Jika Tidak Menghidupkan Kembali Huruf dan Bahasa Leluhur”
Demikian ancaman leluhur yang disampaikan pada Ki Tanpo Aran, seorang kiyai sepuh penerima kabar dari langit.
Kabar itulah yang membuat dirinya merasa sedih jika memikirkan nasib negara dan anak cucu ke depan. Salah satu penyebabnya adalah Arabisasi. Jika budaya Arab tak bisa diatasi dengan tegas, Indonesia hancur.
Apa kita rela?
Lantas apa yang harus dilakukan agar Indonesia selamat?
Begini, tutur Ki Tanpo Aran, ajarkan kembali Huruf dan Bahasa leluhur, terutama Honocoroko bagi warga Jawa. Begitu juga saudara² Bugis, Batak, Sunda, Bali dan beragam suku yang pernah mewarisi Huruf dan Bahasa leluhurnya Harus dihidupkan kembali.
Harus Yai?
“Ya, tidak ada waktu lagi untuk berpikir panjang.” Segera lakukan pengajaran di sekolah² hingga perguruan tinggi. Tampilkan Huruf itu menandai nama jalan, kantor, kartu nama dan lain sebagainya.
“Tolong sampaikan ini ke Presiden Jokowi serta semua pihak yang punya kewenangan, juga TNI dan Kepolisian.”
Mengapa harus menghidupkan kembali Huruf Jawa dan Bahasa Jawa? tanyaku menegaskan.
Sebelum menjawab, sebatang kretek filter favoritnya disulut. Tiba² ada tamu uluk salam lalu mencium tangan Ki Tanpo Aran dengan takzim.
“Dalem wonten perlu sekedhik Yai,” tutur si tamu sambil merapikan sikap duduknya. “Monggo,” sahutnya.
Aneh. Orang itu minta tolong untuk dipertemukan dengan petinggi bank pemerintah karena diutus guru tempatnya sinau kebathinan. Sang guru hendak menyerahkan beberapa peti uang dari leluhur beserta dokumennya. Dokumen itu bertuluskan Huruf Jawa.
Aku dan temanku tiba² saling berpandangan. Tanpa terduga aku brebes mili seakan mendapat jawaban atas pertanyaanku.
Malam semakin malam. Cendela terbuka dan sejauh pikiran memandang, ada tantangan yang harus kita jawab bersama demi Indonesia yang kita cintai. Agar anak cucu kita kelak menikmati kehidupan yang aman sentaosa, jauh lebih baik dari yang kira alami sekarang.
Mari kembali ke leluhur…..
(by Rokimdakas)