Gubernur Khofifah Indar Parawansa (foto: dok/beritabaru.co}

 

SURABAYA, arekMEMO.Com – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menekankan pentingnya gotong royong seluruh elemen strategis dalam mewujudkan desa tangguh untuk menekan risiko bencana.

Hal ini disampaikan Gubernur Khofifah terkait  momentum Peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional yang jatuh setiap Tanggal 26 April dengan tema Tingkatkan Ketangguhan Desa, Kurangi Risiko Bencana.

“Ketangguhan itu akan membentuk resiliensi. Dimana pada upaya juga diperlukan sosialisasi, edukasi dan pelatihan secara masif,” ujar Gubernur Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Kamis (27/4/2023).

Mengutip Jatim Newsroom/Dinas Kominfo kegotongroyongan ini dapat diwujudkan apabila masyarakat mendapatkan pelatihan, edukasi dan sosialisasi berkaitan dengan kesiapsiagaan bencana. Sebab ini merupakan pelajaran dan upaya berkelanjutan dari lini paling bawah.

“Jadi tidak hanya dapat sekali pelajaran lalu selesai. Tapi ini adalah bekal bagi kita semua untuk mengantisipasi jika terjadi bencana,” katanya

Oleh karenanya, tim BPBD di masing-masing Kab/Kota diharapkan memberikan edukasi dan sosialisasi kepada titik-titik yang berpotensi rawan bencana. Kegiatan sosialisasi, edukasi dan pelatihan harus dilakukan sesering mungkin. Mengingat Jawa Timur merupakan wilayah Ring of Fire.

“Kalau kegiatan ini rutin, ketika bencana datang kita akan lebih siap dan sigap dalam bertindak,” tegas Gubernur Khofifah meyakinkan.

Dengan tema yang memiliki pesan mendalam ini, Gubernur Khofifah berharap, budaya tangguh bencana akan muncul di masyarakat.

“Ini akan berdampak pada pengurangan risiko bencana. Sehingga, mewujudkan budaya tangguh bencana di masyarakat menjadi penting,” tukasnya.

Pada kesempatan yang sama, Gubernur Khofifah menjelaskan, Indonesia pada tahun ini diperkirakan merupakan tahun netral pasca La Nina (basah). Namun, masih dimungkinkan terjadi EI Nino (kering) dengan intensitas rendah sehingga harus diwaspadai dampaknya.

“Potensi El-Nino yang akan melanda Indonesia perlu kita waspadai bersama. Selain memicu kekeringan, minimnya curah hujan yang terjadi juga akan meningkatkan jumlah titik api, sehingga rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan,” jelas Gubernur Khofifah. (*)