JAKARTA, arekMEMO.com – Kondisi Kampung Jajanan di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, yang sepi peminat, menjadi perhatian Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti. Ia berharap kampung yang berada di Desa Kedung Sumur, Kecamatan Krembung, Sidoarjo, mendapat perhatian pemerintah agar bisa eksis kembali.
Senator Jawa Timur ini mengatakan, salah satu penopang perekonomian masyarakat desa adalah dengan hidupnya produk jajanan tradisional. Hal ini sudah dilakukan secara turun menurun.
“Pemkab jangan abai dengan setiap potensi ekonomi yang dapat menyejahterakan masyarakatnya, karena potensi ekonomi riil seperti ini dapat membuka peluang-peluang usaha dan menyerap tenaga sektor non formal,” tutur LaNyalla, Rabu (5/5/2021).
Ditambahkannya, eksistensi tenaga kerja melalui UMKM produk jananan lokal akan membantu program pemulihan ekonomi, khususnya di masa pandemi Covid-19.
Kampung Jajanan sendiri sempat berjaya beberapa tahun lalu, setelah mendapat bantuan dari pemkab.
“Di tahun 2009-an, Pemkab Sidoarjo memberi banyak atensi dan dukungan sehingga Kampung Jajanan bisa sukses. Maka saya harap Pemkab kembali turun tangan untuk mengembangkan potensi lain dari pelaku usaha jajanan pasar di Desa Kedung Sumur,” ucapnya.
Industri jajanan kue tradisional di Desa Kedung Sumur sangat beragam. Dari kue lapis, kue lumpur, getas, jelly, roti goreng, dadar gulung, pluntir, donat, otok-otok, onde-onde, terang bulan, ote-ote, tahu berontak, nogosari, kucur, lumpia, serta roti goreng yang menjadi primadona.
Saat itu, pengusaha jajanan di Desa Kedung Sumur bisa memproduksi rata-rata 1.300 sampai 2.000 kue setiap harinya.
LaNyalla pun mengimbau Pemkab Sidoarjo memberi bantuan promosi dan pemasaran Kampung Jajanan. Selain itu, Dinas Koperasi dan UMKM diharapkan bisa menginisiasi program pendampingan melalui pelatihan-pelatihan kepada para pelaku usaha pembuat kue.
“Pemkab harus bisa mempermudah akses penjual kue di Kampung Jajanan. Hubungkan dengan pihak-pihak sponsor, termasuk dengan konsumen berskala besar. Ini sangat diperlukan warga, apalagi karena pandemi omzet mereka semakin menurun,” papar LaNyalla.
Ketua Dewan Kehormatan Kadin Jawa Timur ini juga meminta Pemkab membuat program pelestarian jajanan tradisional, khususnya kepada generasi milenial. Karena generasi awal pelaku usaha di Kampung Jajanan mulai mengeluhkan kehabisan penerus.
“Langkah-langkah warga Desa Kedung Sumur dalam melestarikan produksi jajanan tradisional perlu diberikan apresiasi dan dibantu agar eksistensinya tetap ada di tengah-tengah masyarakat. Tapi kondisinya saat ini anak-anak muda di desa setempat enggan meneruskan usaha orangtuanya. Ini harus jadi perhatian pemda,” sebutnya.
Untuk itu, LaNyalla mengajak generasi muda di Sidoarjo agar tergerak untuk melestarikan perkembangan jajanan tradisional. Sebab bisnis kuliner semakin berkembang pesat di era saat ini.
“Perlu ada upaya untuk melestarikan jajanan tradisional kepada generasi milenial. Karena tren masa depan, kuliner jajanan tradisional merupakan daya tarik tersendiri, contohnya jajanan tradisional yang digemari kalangan menengah ke atas adalah jajanan Surabi Bandung. Ini bisa jadi kesempatan agar jajanan khas Sidoarjo dikenal dan jadi andalan,” terang LaNyalla.
Kepada pengusaha kue-kue di Kampung Jajanan, Ketua DPD RI mengimbau agar semakin inovasi dalam mengembangkan usahanya. Karena di era yang serba maju ini, kreativitas sangat dibutuhkan untuk kesuksesan usaha. (ril/bon)