SIDOARJO, arekMEMO.Com – Puluhan guru yang tergabung dalam Komunitas Guru Penulis Sidoarjo (KGPS), merilis buku antologi puisi & pantun yang ke-12 di Quds Royal Hotel, Jl. Iskandarmuda No.85 kawasan Ampel, Surabaya, Kamis 24 Juli 2025.
Buku setebal 146 halaman tersebut bertajuk “Gemilang Patriotku”. Sesuai judulnya, puisi & pantun dalam buku ini bertema patriot untuk menyambut HUT Kemerdekaan RI ke-80 tahun 2025. Sebanyak 12 orang guru anggota KGPS menulis karyanya dalam bentuk puisi dan pantun bertema kemerdekaan. Mereka adalah : Kasma Budi Rahayu, Suhartatik, Sutiyah, Titin Kusminarsih, Tri Andayani, Endang Kusmiati, Indrawati, Kris Maryono, Laili Maslikhah, Tri Lukiningtyas, Tutut Kusmiati dan Wuri Yeni Dila Puspitasari.
Selain itu juga dihadirkan 10 penulis tamu dari beragam kalangan profesi. Antara lain, J. Subekti, Ketua Yayasan Perguruan 17 Agustus 1945, penyair wanita Denting Kemuning, dosen Fakultas Hukum Untag, Abraham Ferry Rosando, Guru SMPN 1 Banyuwangi, Kanti Rahayu, dan beberapa lagi. Bahkan Rektor Untag Surabaya, Prof Dr Mulyanto Nugroho, MM, CMA, CPA ikut pula memberi sambutan tertulis. Sedang kata pengantar ditulis oleh wartawan senior Imung Mulyanto yang mengangkat tema Patriotisme Zaman Now.
Dalam sambutannya Ketua KGPS, Endang Kusniati S.Pd, mengajak para anggota agar tidak bosan-bosan menanamkan jiwa patriot kepada anak didik melalui tulisan maupun karya cipta yang lain. Dan buku kumpulan karya puisi & pantun ini pada hakekatnya adalah bentuk rasa syukur dan penghormatan kepada para pejuang kemerdekaan.
Cluster General Manager Quds Royal Syariah Hotel, Pungky Kusuma, menyatakan kekagumannya bahwa di tengah kesibukan para guru yang sangat padat masih bisa menulis puisi dengan sangat baik, bahkan menerbitkan buku antologi puisi yang ke-12. Pungky selanjutnya mempersilahkan para guru maupun seniman yang ingin menggunakan Quds Royal Hotel untuk bekerja sama melaksanakan kegiatan. Tidak hanya di Surabaya, namun juga Quds Royal Hotel yang berada di Jakarta.
Walaupun dilaksanakan secara sederhana namun acara peluncuran buku antologi puisi & pantun tersebut cukup meriah. Selain beberapa penulis membaca karya puisi mereka, kehadiran seniman ludruk, Meimura dan wartawati senior yang sudah menulis puluhan judul buku, Ita Nafsiah, sangat menginspirasi.
Meimura dengan hand property dan busana khasnya, menyajikan ludruk garingan, memainkan tokoh Besut dan Rusmini dilengkapi kidungan dan potongan tari Remo yang merupakan ciri khas seni ludruk. Sedangkan Ita memberi motivasi kepada para guru yang hadir untuk berani menulis buku secara tunggal.
Dalam kesempatan terpisah, Kris Maryono, pembina KGPS mengatakan, saat ini anggota KGPS tercatat 30 orang berdasarkan data grup WA. Namun tidak semuanya aktif menulis. Kris sangat maklum dengan kesibukan tugas sehari-hari para guru yang demikian padat. Disamping mengajar mereka juga harus aktif melaksanakan tugas-tugas penunjang lain, misalnya sebagai guru pembina, guru penggerak dan sebagainya. Oleh karena itu, bisa mengumpulkan karya para guru ini adalah sesuatu yang luar biasa.
“Mungkin jika para guru sudah purna tugas, baru bisa mewujudkan karya buku tunggal” ujar Kris, yang juga ketua komunitas Wartawan Usia Emas (Warumas) tersebut.***