WALI KOTA  Pasuruan Saifullah Yusuf (Gus Ipul) mendampingi Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memborong jajanan khas Kota Pasuruan, Bipang Jangkar (Antara, 9/5).

 “Kenalkan, ini Bipang Jangkar alias puffed rice cake dari Jawa Timur. Salah satu kuliner legenda khas Kota Pasuruan yang sudah ada sejak tahun 1949 silam,” ujar Khofifah sembari menunjukkan jajanan bipang di Toko Bipang Jangkar, Jl. Lombok, di Kota Pasuruan.

Membaca berita Bipang Jangkar Pasuruan, itu sepintas saya teringat pernah omong-omong dengan generasi penerusnya, yaitu Shindu Wahyudi. Sebagai generasi ketiga perusahaan bipang ini,  ia menyebut sebetulnya dirintis sejak tahun 1940 oleh kakeknya, Kwee Pwee Bhook. Bipang Jangkar walau dirintis tahun 1940 saat penjajahan, namun mulai eksis tahun 1949.  

Saat itu jajanan ini sudah populer di antara  para pelaut yang singgah di Pelabuhan Pasuruan untuk dijadikan oleh-oleh keluarga dan sanak famili di daerah asalnya seperti dari Gresik, Sulawesi dan lain-lain.

 Nama asli bipang sebetulnya adalah Mi Fang. Dari dua kata Mi dan Fang, Mi dalam dialek Mandarin yang artinya beras dan Fang artinya wangi. Dalam bahasa Inggris makanan ringan ini lebih dikenal dengan puff  rice cakes.

Dalam proses pembuatannya, beras yang semula bentuknya kecil-kecil, begitu selesai dioven sekitar 200 derajat celsius kemudian “ditembak” selama 5-6 menit maka beras jadi mekar dan ukurannya besar-besar. “Pokoknya, proses pembuatan bipang itu seperti membuat popcorn. Kami setiap hari menghabiskan sekitar 150 kilogram beras pilihan,” jelasnya.

Kenapa bisa bertahan, menurut Sindhu Wahyudi, kata kuncinya adalah inovatif. Pokoknya  tak bosan-bosan  membuat berbagai varian rasa bipang  sehingga banyak digemari sampai sekarang.   Jika dulu hanya berbentuk kotak berwarna putih dan rasanya hanya satu macam, namun Bipang Jangkar saat ini selain rasa manis tersedia juga rasa aneka buah dan caramel.  

“Kalau ada rasa yang tidak laku di pasaran, maka harus cepat diganti. Sampai sekarang sudah sekitar duapuluh lebih  varian rasa yang tercipta,” kata Sindhu.

Mendengar banyak saran pelanggan, Bipang Jangkar berencana buka stand di beberapa rest area tol. Ini dimaksudkan mengantisipasi dampak tol. Kebanyakan para pengendara mobil sekarang  menggunakan tol, sehingga tidak sempat beli oleh-oleh bipang di Kota Pasuruan.

Apa komentar Gubernur Khofifah lagi saat berkunjung ke Bipang Jangkar  Pasuruan?   “Ini halal, Rek. Terbuat dari beras dan jagung serta terjamin halal 100 persen. Pokoknya, belum ke Jawa Timur kalau belum merasakan cemilan wuueeenakini,” ucap Khofifah.

Menurut Khofifah, Bipang Jangkar tekstur renyah, rasanya manis, beraroma wangi serta mempunyai banyak pilihan rasa. “Saya yakin siapapun bakal ketagihan sejak kali pertama mencoba. Buat yang penasaran, Bipang Jangkar ini juga sudah tersedia di marketplace, jadi bisa dikirim ke seluruh Indonesia,” kata Khofifah sambil berpromosi.

Wali Kota Pasuruan Gus Ipul yang juga mantan Wagub Jatim berterima kasih kepada Gubernur Khofifah yang menyempatkan hadir dan memborong bipang jangkar khas di wilayahnya. “Tidak sekadar memborong, tapi kehadiran Bu Gubernur akan berimbas positif bagi jajanan atau kuliner Pasuruan,” kata Gus Ipul.

Harapan Gus Ipul, UMKM-UMKM di Jatim, khususnya Kota Pasuruan, semakin berkembang dan pasarnya semakin luar biasa. Terlebih saat akhir Ramadhan, biasanya untuk kue-kue Lebaran.

Kini, Bipang Jangkar Kota Pasuruan  memiliki sekitar 15 karyawan dengan memberdayakan warga sekitar. Mereka berasal dari Kota/Kabupaten Pasuruan. “Bahkan, kami menampung hasil produksi para UMKM dari seluruh Jawa Timur  untuk membantu memasarkannya di toko swalayan ini,” terang Sindhu Wahyudi. (cak kar)