NGANJUK, ArekMEMO.com – Awalnya semuanya gelap gulita. Kemudian bisa melihat samar. Lalu bayangan tangan yg bergerak di depannya semakin jelas. Bergerak menyamping, ke atas dan ke bawah. Trus bisa menghitung jumlah jari tangan mulai satu hingga lima….

“Alhamdulillah syukur, saya sudah bisa melihat lagi.” Demikian teriak Bu Sumiarti (50), pelan hampir tak terdengar setengah terisak. Ibu tinggal di Dusun Sumberbendo, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk ini, merasa terharu bercampur gembira lantaran dapat melihat lagi. 

Minggu (1/3) pagi, dia menjalani pemeriksaan lanjut setelah paska operasi katarak gratis yg digelar PWI Jatim bekerja sama dengan Yayasan Pundi Amal Peduli Kasih SCTV/Indosiar, Pemkab Nganjuk, dalam kaitan HPN 2020 serta HUT ke 74 PWI (Persatuan Wartawan Indonesia).

Pelaksanaan operasi di RSUD Nganjuk, Sabtu (29/2). Didahului dengan scraining baik lewat Puskesmas maupun langsung datang ke RSUD Nganjuk. Dari puluhan pendaftar yg dinyatakan lolos 28 orang. Umumnya mereka gagal karena tensi serta gula darah tinggi. 

Sebelumnya mata Bu Sumiarti sebelah kiri rabun dan bahkan tidak bisa melihat apapun. Oleh dokter disarankan untuk operasi katarak supaya bisa sembuh. Namun setelah menghitung-hitung biayanya dia merasa tidak mampu.  

“Alhamdulillah, terimakasih ada operasi katarak gratis,” katanya. 

Hal yang sama dialami Mbok Kemi (56), asal Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk. Penglihatannya menjadi jelas setelah ikut operasi katarak gratis. Sebelumnya, Mbok Kemi buta sebelah. Ia mengaku tidak punya biaya untuk membayar operasi katarak. “Terimakasih ada operasi katarak gratis,” ujarnya. 

Bu Sumiarti dan Mbok Kemi bersama 26 pasien lainnya, Minggu kemarin menjalani perawatan lanjut. Plester yg menutupi mata dibuka, diberi obat tetes, kemudian ditutup lagi. Tujuh hari kemudian perawatan bisa dilakukan di Puskesmas masing-masing. “Tapi kalau ada keluhan bisa dirujuk ke RSUD Nganjuk,” kata Dr. Tien Farida, Wadir Pelayanan RSUD Nganjuk. 

Menurut Dr. Tien Farida, untuk amannya, selama 3 minggu mata pasien tidak boleh terkena air.

Koordinator Baksos PWI Jatim, Syaiful Anam mengatakan, kegiatan operasi katarak gratis ini berlangsung selama tiga hari. Dimulai hari Jum’at 28 Pebruari tahap screening untuk memastikan pasien bisa atau tidak dioperasi. Kemudian Sabtu 29 Pebruari pelaksanaan operasi, dan Minggu 1 Maret, perawatan paska operasi (pemeriksaan setelah operasi).

“H min 7 juga ada pemeriksaan kembali,” ujar Anam didampingi Bondet Hardjito dan Andik Sukaca, tim Baksos PWI Jatim dan PWI Nganjuk.

Dari pantauan hasil paska operasi kemarin, mayoritas pasien penglihatannya membaik. Tidak ada persoalan yang cukup berarti. Mayoritas sangat baik (langsung bisa melihat dengan jelas). Tetapi ada yang masih harus menunggu proses penyembuhan.

Menurut dr. Tien Farida , ada pasien yang kondisi kesehatannya bagus sehingga cepat sembuh seperti yang dialami Mbok Kemi dan Bu Sumiarti. 

Sementara itu Ketua PWI Jatim, Ainur Rohim menyatakan kegembiraannya atas keberhasilan baksos kali ini. “Operasi katarak ini pertama kita lakukan. Sebelumnya selama tujuh tahun berturut-turut baksos kesehatan dalam bentuk pengobatan umum dan gigi,” ujar Ainur didampingi Ketua HPN 2020 PWI Jatim, Teguh LR.

Saat pelaksaan operasi, Bupati Nganjuk Novi Rahman Hidayat sempat hadir memberi semangat rakyatnya, dan sangat mengapresiasi terselenggaranya operasi katarak gratis ini.

“Harapan saya ke depan semakin baik kerjasama dengan PWI yang memberi manfaat untuk warga,” ujarnya. (bon)