Yogyakarta, ArekMemo – Kelompok masyarakat di Yogyakarta yang mengatasnamakan Aliansi Rakyat untuk KPU mendatangi kantor KPU DIY untuk memberikan dukungan dalam bentuk doa bersama kepada penyelenggara pemilu untuk menuntaskan tugas dalam mengawal demokrasi.

“Melalui doa bersama ini, kami ingin memberikan dukungan moral kepada KPU. Pekerjaan yang dilakukan KPU dalam mengawal proses demokrasi ini sangat melelahkan. Kami pun ingin mendoakan penyelenggara pemilu yang meninggal dunia,” kata Ketua Umum Aliansi Rakyat untuk KPU (ARUK) Muhammad Fahmi Sidik di sela aksi di Yogyakarta, Selasa.

Oleh karena itu, Fahmi sangat menyayangkan jika ada pihak atau kelompok tertentu yang masih tidak percaya dengan seluruh proses pemungutan dan penghitungan suara yang sudah dilakukan.

“Kami lihat sendiri bagaimana melelahkannya tugas yang harus diselesaikan oleh penyelenggara pemilu di tingkat bawah, seperti KPPS. Mereka telah bekerja dengan profesional dan akuntabel,” katanya.

Sekitar 20 warga, sebagian besar ibu-ibu, datang ke kantor KPU DIY. Mereka kemudian duduk di beranda kantor dan melantunkan doa dipimpin oleh Fahmi.

Kelompok masyarakat tersebut juga berharap agar seluruh informasi yang tidak benar, hoaks, hingga ujaran kebencian yang sampai saat ini masih marak beredar di media sosial agar segera dihentikan.

“Setiap kali membuka media sosial, isinya hanya ujaran-ujaran kebencian yang tidak menyenangkan untuk dibaca. Ini harus segera dihentikan,” ucapnya, menegaskan.

Ia pun berharap kepada peserta pemilu atau tim sukses untuk melapor ke Bawaslu jika menemukan dugaan pelanggaran, kecurangan serta mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi jika merasa dicurangi.

Ia khawatir jika ujaran kebencian, maupun berita-berita menyesatkan tersebut tidak segera dihilangkan maka justru akan menimbulkan perpecahan di antara sesama bangsa Indonesia.

“Yang nanti timbul adalah permusuhan. Kami berharap, Indonesia ini tidak hancur karena permusuhan dan perbedaan pendapat. Kita semua bersaudara. Jangan saling hasut, jangan saling dengki dan caci maki,” katanya yang menyebut bahwa proses pemilu adalah anugerah.

Ia menyebut, sampai saat ini belum ada pihak yang dinyatakan secara resmi memenangi Pemilu 2019 karena proses rekapitulasi penghitungan suara masih terus berjalan.

“Rakyat Indonesia membutuhkan pemimpin, penyelenggara negara yang rukun, bisa menjaga keamanan, menciptakan kemakmuran. Siapapun nanti yang diputuskan menjadi pemimpin, akan kami terima dengan syukur,” tuturnya.

Setelah memanjatkan doa bersama, kelompok tersebut kemudian memberikan rangkaian bunga yang diterima oleh salah satu sekretariat di KPU DIY.

Ketua KPU DIY Hamdan Kurniawan mengatakan, berterima kasih atas dukungan moral yang diberikan oleh kelompok masyarakat, untuk mendukung pemilu damai. (ant/bon)