Wisuda Stikosa-AWS dilakukan secara hybrid, disiarkan secara daring melalui aplikasi zoom dan live streaming youtube Stikosa-AWS (foto: stikosa-aws)

SURABAYA, arekMEMO.comWisuda Stikosa-AWS merupakan momen penting untuk melepas  para sarjana ilmu komunikasi dengan peminatan jurnalistik, public relations, dan broadcasting. Upacara wisuda ke 25 ini merupakan agenda dari rangkaian Dies Natalies Stikosa-AWS yang ke 57.

Masih dalam suasana pandemi dan menuju new normal, perayaan wisuda dilakukan secara hybrid, disiarkan secara daring melalui aplikasi zoom dan live streaming youtube Stikosa-AWS. Sedangkan wisuda luring dilaksanakan di ruang multimedia, hanya dihadiri Ketua, Wakil Ketua, jajaran pimpinan, perwakilan alumni dan perwakilan wisudawan. Semua mengikuti protokol kesehatan.

Ketua Stikosa-AWS, Dr. Meithiana Indrasari, ST, MM, mengawali sambutan dengan mengucapkan selamat kepada para wisudawan dan wisudawati Stikosa-AWS atas prestasinya.  

“Setelah menjadi sarjana, ilmu yang didapatkan selama belajar di kampus, harus dapat digunakan untuk membantu masyarakat dalam menyelesaikan permasalahan. Jadilah pemecah masalah, bukan justru pembuat masalah,” tutur Dr. Meithiana Indrasari.

Dr. Meithiana perkembangan era digital saat ini sangat pesat diiringi meningkatnya kebutuhan pasar untuk kompetensi ini. Sebagai Kampus Media Digital, kampus wartawan dan kampus strategis nasional, Stikosa-AWS akan menjadi lembaga uji kompetensi wartawan dan segera memiliki perusahaan media online yang profesional dan komersial. “Seluruh mahasiswa jurnalistik wajib menjadi wartawannya,” katanya.

“Dengan demikian mahasiswa peminatan jurnalistik khususnya, akan dididik bukan hanya secara teori tetapi juga praktik dalam perusahaan media, dan diantarkan hingga lolos dalam uji kompetensi wartawan,”  katanya.

Ketua Stikosa-AWS, Dr. Meithiana Indrasari, ST, MM (foto: stikosa aws)

Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti dalam orasinya tentang era digital of communication menyampaikan bahwa kini banyak platform media komunikasi massa telah banyak berubah.

“Radio harus berubah sejak ada podcast, televisi juga harus berubah setelah ada streaming dan Youtube serta platform sejenis. Kemudian pola dunia periklanan juga berubah setelah ada big data yang mampu mengolah alogaritma hidup kita,” katanya.

Pada akhir orasinya, LaNyalla berpesan dan memotivasi 55 wisudawan untuk segera bersiap terjun mengabdi lewat dunia kerja. “Jangan sampai besarnya pasar ekonomi digital justru dinikmati oleh perusahaan-perusahaan besar dari luar negeri,” cetusnya. (*/kar)