LAMONGAN, arekMEMO.Com – Kemacetan panjang di jalan nasional Lamongan semakin menjadi perhatian, terutama dengan belum dibukanya Jalur Lingkar Utara (JLU). Plt Dinas Perhubungan Kabupaten Lamongan, Dianto Hari Wibowo, menjelaskan bahwa keputusan untuk menunda penggunaan JLU sepenuhnya berada di bawah kewenangan Balai Besar Jalan Nasional (BBJN). Saat ini, BBJN masih dalam proses pemenuhan alat pemberi isyarat lalu lintas (APIL) dan pemasangan rambu-rambu.

Dianto mengakui bahwa kemacetan di jalur utama sangat mengganggu aktivitas masyarakat. Namun, ia menegaskan bahwa akses dan penggunaan JLU tidak dapat dilakukan sebelum adanya uji kelayakan. “Ini demi keselamatan pengguna jalan, baik yang melintas di JLU maupun yang berada di jalur utama,” ujarnya.

Ia juga menghimbau kepada masyarakat untuk tetap berhati-hati saat melintas di jalur utama, terutama di area yang minim rambu. “Kami telah berkoordinasi dengan Polres Lamongan untuk membantu mengurai kemacetan yang terjadi di jalur tengah. Kami berharap proses tender untuk APIL dan rambu-rambu dapat segera selesai, yang diperkirakan memakan waktu sekitar lima bulan ke depan,” tambahnya.

Dianto menyampaikan bahwa pihaknya akan menerapkan beberapa alternatif solusi secara bertahap untuk mengurangi kemacetan. “Kami akan mengatur arus lalu lintas secara perlahan agar tidak menambah kemacetan. Ini adalah langkah-langkah yang kami ambil untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan masyarakat,” tutupnya.

Sementara itu, Ketua DPRD Lamongan, Mukhammad Freddy Wahyudi, mengungkapkan keheranannya atas belum beroperasinya Jalan Lingkar Utara yang ditargetkan selesai pada bulan Februari. Pengoperasian jalan sepanjang 7,15 kilometer tersebut diharapkan dapat mengurai kemacetan yang sering terjadi di jalan nasional Surabaya-Babat.

“Harapannya saya kemarin hari raya sudah digunakan. Karena ada satu penyampaian dari Dinas terkait untuk hari raya untuk diupayakan. Tapi kok ditutup lagi,” ujar Freddy.

Kemacetan yang sering terjadi, terutama saat musim hujan, juga dipengaruhi oleh sejumlah titik penyeberangan dan perlintasan rel kereta api yang berada di sepanjang jalan pantura. Freddy berharap pembangunan proyek Jalan Lingkar Utara dapat menekan kemacetan dan meminimalisir angka kecelakaan yang sering terjadi di sepanjang jalan pantura.

“Ini tadi saya tanyakan, karena memang banyak aduan masyarakat terkait Jalan Lingkar Utara itu. Sudah selesai kok belum beroperasi. Sementara ada banyak korban (kecelakaan) yang menjadi persoalan tersendiri,” tambahnya.

Dengan situasi ini, masyarakat diharapkan dapat bersabar dan tetap mematuhi aturan lalu lintas yang ada, sembari menunggu JLU siap beroperasi demi kelancaran transportasi di Kabupaten Lamongan.(Iyan)