PAGI hari! Saatnya sarapan pagi. Depot Sate Klopo Bu Asih Ondomohen, di Jl Walikota Mustajab No. 36, Genteng, Surabaya, sudah ramai pembeli. Mereka antre, ingin menikmati enak dan gurihnya sate yang punya legendaris itu.
Disebut sate klopo legendaris, karena berdiri sejak tahun 1945 sama dengan tahun di saat Indonesia merdeka. Menurut Bu Asih, sate klopo ini dirintis oleh orangtuanya.
Diberi nama Ondomohen di belakang sate klopo berasal dari nama jalan tempat awal sate klopo ini dijual, saat ini sudah berganti nama menjadi Jalan Walikota Mustajab. “Saat itu, orangtua kami jualannya di tepi jalan ini,” kata Bu Asih sambil menunjuk trotoar depan depotnya.
Setiap hari, warung sate Klopo Bu Asih buka jam 08.00 – 21.00 WIB. “Sekarang kami dibantu 20 karyawan,” tuturnya.
Sate klopo Bu Asih ini tak hanya berbahan daging sapi saja, tapi juga ada daging ayam. Khusus sate klopo, setiap potongannya dibikin besar melebar lalu ditaburi dengan parutan kelapa. Sate Klopo Ondomohen Bu Asih merupakan pelopor penjual sate klopo di Surabaya.
Menurut wanita 67 tahun yang awet muda ini, setiap hari dia bisa menghabiskan daging sapi hingga 100 kilogram. Sedangkan sate ayam bisa menghabiskan 60 kilogram daging ayam.
Harganya untuk sate daging/lemak per sepuluh tusuk Rp 44 ribu, sate usus Rp 45 ribu, sate sumsum Rp 47 ribu, sate otot Rp 47 ribu, sate ayam Rp 31 ribu, dan sate campur Rp 46 ribu.
Pengunjung bisa memilih, untuk menemani sate klopo dengan nasi atau lontong. Untuk satu piring nasi dibandrol Rp 8.000, lontong satu piring Rp 6.000. Ingin tambah kerupuk, harus merogoh kocek Rp 4.000.
Rasa sate kloponya Bu Asih memang gurih. Waow! Apalagi bumbu kacangnya meresap, menyatu dengan sate kloponya. Kuliter ini makin sedap manakala ditaburi irisan bawang merah. Menjadi perpaduan yang pas. (kar/mus)