PEKANBARU, arekMEMO.Com – Upacara Hari Lahir Pancasila tingkat Nasional yang akan dihadiri Presiden Jokowi dilaksanakan di Lapangan Garuda Kompleks Pertamina Hulu Rokan (PHR), Kota Dumai, Sabtu, 1 Juni 2024.
Pihak Kementerian Sekretariat Negara menjelaskan dipilihnya Riau, salah satu provinsi penghasil migas, sebagai lokasi upacara untuk menunjukkan bahwa Indonesia serius melakukan upaya membangun ketahanan energi.
Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, mengapresiasi upaya pemerintah dalam menjaga ketahanan energi nasional, karena energi menjadi salah satu sumber ketahanan nasional lainnya.
“Membangun kedaulatan nasional, salah satunya melalui ketahanan energi nasional. karena energi menjadi sumber utama untuk membangun ketahanan nasional lainnya. Baik ketahanan pangan, kesehatan, pendidikan, termasuk ketahanan hankam,” tutur LaNyalla setiba di Pekanbaru, Jumat (31/5/2024).
LaNyalla yang akan bertugas membaca teks naskah Pembukaan UUD 1945 pada upacara peringatan Hari Lahir Pancasila di Dumai, Sabtu, juga memberi apresiasi kepada Pertamina yang sukses melakukan transisi pengelolaan Blok Rokan dan Mahakam, dari perusahaan asing. Keberhasilan itu dapat disebut sebagai simbol kebangkitan energi nasional.
Dijelaskan LaNyalla, pada tahun 2050 sektor industri akan lebih mendominasi dibandingkan sektor lainnya. Dengan demikian, pangsa sektor industri menjadi 42 persen pada skenario bisnis normal, 40 persen pada skenario Pembangunan Berkelanjutan dan 37 persen pada skenario Rendah Karbon.
“Oleh karena itu, ia sependapat dengan analisis beberapa pakar ekonomi energi, jika Indonesia bisa memakai energi yang lebih murah sebagai pengganti BBM, maka pemerintah bisa hemat minimal Rp100 triliun dalam satu tahun,” imbuhnya.
LaNyalla juga mendorong agar bangsa ini menguatkan komitmen untuk mengembangkan Energi Baru Terbarukan (EBT). Sebab, Indonesia adalah negara yang kaya dengan sumber EBT, namun pengembangannya masih terkesan sporadis dan tergantung kepada kepentingan politik.
“Perlu upaya sungguh-sungguh dan sistematis untuk memperbaiki keadaan ini, agar Indonesia mempunyai ketahanan energi yang bagus,” papar LaNyalla.
Untuk memenuhi kebutuhan energi Indonesia, LaNyalla menyarankan adanya penggunaan semua energi alternatif yang layak dan terbukti, seperti energi geothermal dan hidro. “Sementara energi matahari, angin dan gelombang laut yang memiliki potensi besar juga harus mulai dieksploitasi,” katanya.
Sebelumnya, Pertamina menyatakan keberhasilan meningkatkan produksi sejak alih kelola kedua blok tersebut. Di Blok Rokan, misalnya, Pertamina melalui PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) produksi minyak PHR saat ini mencapai 161 ribu barrel oil per hari (MBOPD). Angka ini lebih tinggi dari sebelum alih kelola, yakni 158,7 MBOPD.
Terkait hal itu, Presiden Joko Widodo bahkan berencana meninjau langsung kondisi terkini di sumur minyak terbesar Indonesia itu. Terutama setelah RI resmi mengelola sumur minyak tertua ini pada 8 Agustus 2021 lalu dari sebelumnya dikelola oleh perusahaan migas Amerika Serikat, Chevron.(*/kar)