PONOROGO, arekMEMO.com – Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, dikenal dengan wisata atraksi Reog. Namun, Kota Reog ini juga memiliki potensi untuk mengembangkan desanya.
Dua potensi inilah yang menjadi pembahasan Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, saat melakukan kunjungan kerja, sekaligus buka puasa bersama Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, Selasa (20/4/2021) di Pringgitan yang juga Rumah Dinas Bupati.
LaNyalla yang hadir bersama Senator asal Sulawesi Selatan Andi Ihsan dan Senator asal Aceh Fahrul Razy itu mengatakan, DPD RI selalu menggaungkan pentingnya menghidupkan kekuatan ekonomi desa.
“Desa adalah instrumen terkecil pemerintahan dari sebuah negara, yang juga harus maju dan makmur. Maka desa juga harus menjadi kekuatan ekonomi. Mengapa kekuatan ekonomi penting? Karena isu strategis daerah saat ini bukan soal otonomi daerah saja,” katanya.
Dijelaskan LaNyalla, ada tiga isu strategis lain yang tak kalah penting. Pertama, percepatan pembangunan daerah, Kedua peningkatan indeks kemandirian fiskal daerah, dan ketiga kesejahteraan serta kemakmuran masyarakat di daerah.
“Dengan latar belakang yang juga aktivis organisasi, Bupati Sugiri Sancoko seharusnya mampu mewujudkan desa-desa di Ponorogo menjadi kekuatan ekonomi. Ponorogo yang memiliki 281 desa, seharusnya dapat memanfaatkan dana desa dari pemerintah pusat untuk membangun kekuatan ekonomi desa,” katanya.
Ketua Dewan Kehormatan Kadin Jawa Timur itu juga mengatakan, Ponorogo harus mengejar ketertinggalan dengan terus menghadirkan terobosan.
“Indeks kemandirian fiskal Kabupaten Ponorogo di Jawa Timur masih tergolong rendah. Masih berada di angka 0,12 IKF. Masih bertengger di antara kabupaten-kabupaten di Pulau Madura, Magetan, Ngawi, Blitar, Pacitan, dan Bojonegoro. Masih jauh di bawah Kabupaten Sidoarjo, Jombang dan Mojokerto,” ujarnya.
Tugas tersebut menjadi pekerjaan rumah yang serius yang harus dikerjakan oleh Pemerintah Kabupaten Ponorogo. Untuk menghidupkan perekonomian, LaNyalla mengimbau Ponorogo untuk memaksimalkan potensi pariwisata.
“Pariwisata Ponorogo seharusnya mampu menjadi trigger ekonomi. Terutama bila Ponorogo mampu memperbesar dan meningkatkan skala Festival Reog Ponorogo atau Grebeg Suro dengan standar internasional,” katanya.
Menurutnya, Reog sebagai warisan budaya Nusantara, sudah seharusnya mampu dikemas menjadi festival tahunan yang lebih besar. Menyamai atau sekelas dengan Rio De Janeiro Carnival di Brazil.
“Festival itu bisa dikemas menjadi satu dengan paket sejumlah destinasi wisata lain yang ada di Ponorogo. Seperti Telaga Ngebel, Air Terjun Widodaren, Air Terjun Sunggah, Gunung Bedes, Bukit Teletabis, Gunung Beruk, Gua Lowo, Hutan Pinus Nongko Ijo, dan Bukit Batu Kapur,” kata LaNyalla.
Hanya saja, Ponorogo harus membangun konektivitas transportasi, dan menyiapkan sarana akomodasi. Intinya, Pendapatan Asli Daerah atau PAD akan meningkat jika Pendapatan Domestik Regional Bruto atau PDRB daerah meningkat.
“PDRB bisa meningkat jika ada aktivitas ekonomi di daerah. Jadi tugas utama kepala daerah adalah memastikan dan mendorong serta memfasilitisasi agar aktivitas ekonomi berjalan. Saya di DPD RI sebagai wakil daerah tentu akan menyerap dan memperjuangkan aspirasi daerah agar mendapat atensi dan perhatian dari pemerintah pusat,” katanya.
Tetapi, mantan Ketua Umum PSSI itu meminta pemerintah daerah, khususnya Kepala Daerah, untuk berpikir out of the box demi memastikan aktivitas ekonomi berjalan di daerah.
“Dengan begitu, sinergi ini akan bertemu. Sehingga akan membawa manfaat bagi masyarakat dan seluruh stakeholder di daerah,” tukasnya.
Dalam kesempatan itu, Bupati Sugiri berterima kasih atas kunjungan Ketua DPD RI, dan berharap Ponorogo mendapat perhatian lebih dari Pemerintah Pusat, terkait konektivitas dan infrastruktur jalan.
“Untuk itu, kami menitipkan aspirasi dalam bentuk surat tertulis, terkait dengan kebutuhan Kabupaten Ponorogo, terutama menyangkut infrastruktur jalan nasional untuk mendukung konektivitas,” pungkas Sugiri Sancoko, didampingi Sekda Agus Pramono. (ril/bon)