SURABAYA, arekMEMO.Com – Sejumlah tokoh nasional menjadi tema sentral pameran karya lukis digital yang digelar oleh seniman multi talenta, Doddy Hernanto yang lebih terkenal dengan sebutan Mr. D, di lobi Hotel Bisantara Bidakara, Jl Tegalsari Surabaya.
Pameran ini berlangsung dari tanggal 8 sampai 22 Agustus mendatang. Ada lukisan proklamator Kemerdekaan RI, Bung Karno dan Bung Hatta, lalu lukisan Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin, Henry Tanoesoedibjo, Puan Maharani, Sandiaga Uno, KH Hasyim Asyari, Jim Supangkat dan sebagainya. Pameran tersebut dimaksudkan untuk menyambut HUT Kemerdekaan RI ke 77 sekaligus menyongsong satu Abad Nahdlatul Ulama (NU).
Uniknya, karya seni yang dipamerkan tersebut bukan karya biasa. Jika scan melalui ponsel mengarah ke masing-masing lukisan tersebut akan muncul berbagai data dan berita terkait dengan tokoh-tokoh yang dilukis. Melalui teknologi digital Mr D mengajak penikmat seni menjelajah potongan-potongan sejarah, dan perjalanan tokoh tersebut melalui ruang peramban dengan melakukan scan pada lukisan. Dalam pameran tersebut, Mr D menggelar 30 karya lukis realis, yang dilukis secara manual dan 13 karya lukis digital, serta gitar yang dilengkapi barcode QR Art.
Mengamati perjalanan Mr D dalam berkarya memang cukup menarik. Selain dikenal sebagai musisi gitaris satu jari, teknologi barcode QR Art adalah karya terbarunya dan merupakan yang pertama di dunia. Karya ini sudah bersertifikat HKI tahun 2021 dengan nomor pencatatan : 000296961.
Menurut Mr D, karya inovasi ini lahir setelah mengamati bentuk barcode yang tidak mengindahkan unsur seni di dalamnya. Jika sebelumnya teknologi Barcode atau QR Code umumnya hanya satu dimensi berupa kode batang berwarna hitam dan statis, namun dengan kreasi Mr D, dikembangkan menjadi bentuk dua dimensi dan mampu menggabungkan QR Code dengan musik, sketsa, dan video atau animasi.
“Karya ini menggabungkan seni analog dan digital sehingga tampak lebih artistik dan dinamis,” kata seniman Surabaya kelahiran Mojokerto ini.
Merunut sejarah, Mr D menjelaskan bahwa sistem barcode diciptakan oleh Norman Joseph Woodland pada tahun 1952, dan mulai digunakan secara komersial dalam dunia industri pada tahun 1972. Barcode satu dimensi, hanya dapat dibaca dari atas ke bawah dan oleh karena itu dapat menyimpan data dalam jumlah terbatas dan lambat.
Masahiro Hara kemudian menemukan teknologi yang lebih banyak menyimpan data dan digunakan lebih cepat, serta bisa dibaca dari atas ke bawah dan dari kiri ke kanan, yang disebut “Quick Response” atau QR Code yang digunakan untuk berbagai keperluan sampai sekarang dan bisa diunduh dengan mudah di ponsel melalui aplikasi play store.
Sedangkan karya Mr D ini merupakan eksplorasi QR Code yang tidak hanya mampu merespons cepat informasi yang diperlukan, tetapi juga memiliki tata artistik atau nilai seni. “Karya ini merupakan penyempurnaan evolusi barcode dan QR Code menjadi lebih trendi dan kekinian sehingga menjadi QR Art pertama di dunia,” tandasnya.
Klaim Mr D ini bukan sekadar bualan. Tahun 2021 Mr D diundang pameran ke Italia dan Prancis bersama tim Kementerian Hukum & HAM Republik Indonesia. Dan QR Art karyanya ini pertama kali digunakan oleh UMKM Kota Mojokerto, kampus Unitomo Surabaya serta Universitas Gajayana Malang.
Selain karya lukis digital, dipamerkan dan dimainkan juga gitar yang sudah dipadu dengan sistem QR Art. “Gitar ini karya empu gitar dari Bali Wayan Tuges dan diukir langsung oleh pembuatnya,” katanya sambil menunjukkan gitar yang tampak unik dan sangat artistik tersebut. (Penulis: Sasetya W)