Mas Pur, begitu dia dipanggil. Singkat saja namanya. Tapi dia sangat piawai mengolah masakan di dapur. Dan, sejak 2001 lalu dia fokus ke jualan pangsit mie ayam Jakarta. Jenis makanan yg sangat digandrungi warga kota Surabaya, khususnya para ABG serta Koko, Om-om & tante- tante bermata sipit.
Warung yg berada dalam lingkungan RMI Kebon Bibit Surabaya (kawasan Ngagel) ini diberi nama “Depot Naim”. Mengapa? “Nama itu membawa keberuntungan bagi saya,” ujar mas Pur yg sejak kecil memang bercita-cita menjadi pengusaha.
Pangsit mie ayam “Depot Naim” omsetnya terbilang cukup wahh…. Sedikitnya terjual 400 porsi sehari dgn harga bervariasi. Dan yg paling favorit adalah Mie ayam Bakso.
Untuk melayani serta memanjakan pelanggannya agar tdk kecewa, mas Pur memilih 3 koki handal asal Bojonegoro, yaitu mas A’an, mas Hamsa dan mas Takim. “Kami menjaga kwalitas, royal pada bumbu-bumbu sehingga masakan menjadi sedap. Itu salah satu kiat kami mengikat konsumen,” kata mas Pur.
“Sedangkan bagi pembeli yg ingin sehat, biasanya minta dimasakin tanpa penyedap,” tambah para koki.
Sebagai bentuk ungkapan rasa syukur dan terimakasih kepada Allah SWT, mas Pur ketika tutup warung selalu membawa puluhan bungkus mie ayam serta bakso, dibagi-bagikan kepada kaum fakir yg dia temui. “Inilah salah satu bentuk sodaqoh kami, sebagai cara agar “Depot Naim” menghasilkan rezki barolah yg terus mengalir,” pungkas mas Pur, lelaki sederhana ini. (kris/bon/adv)