GRESIK, arekMEMO.Com – Kementerian Pertanian bersama Asian Development Bank (ADB) dan International Fund for Agricultural Development (IFAD), menggelar kick off pelaksanaan Horticulture Development in Dryland Areas Project (HDDAP) berupa pengelolaan kawasan hortikultura terpadu hulu hingga hilir di 10.000 hektare lahan kering dan petani hortikultura di 13 kabupaten yang tersebar di tujuh provinsi seluruh Indonesia, Kamis (16/5).
HDDAP merupakan kegiatan pengembangan hortikultura untuk mengatasi kendala gangguan produksi dan produktivitas, khususnya pada lahan kering yang bertujuan meningkatkan input, lahan, air dan konektivitas infrastruktur, meningkatkan nilai tambah dan daya saing hortikultura.
Direktur Jenderal Hortikultura, sekaligus Plt. Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Prihasto Setyanto, mengatakan HDDAP didesain dengan pendekatan terpadu dan komprehensif dari hulu ke hilir.
Sebanyak 13 daerah yang mendapat HDDAP adalah Kabupaten Pakpak Bharat (Sumatera Utara), Dairi, Karo, Sumedang, Batang, Wonosobo, Sumenep, Gresik, Lumajang, Buleleng, Enrekang, Gowa dan Ende.
”Dari lahan 10 ribu hektare ini, nantinya akan digunakan untuk pengembangan cabai, bawang merah, mangga, durian, manggis, jeruk, sayuran daun, tanaman obat dan aneka buah lainnya. Penentuan lokasi di 13 Kabupaten dari total 514 Kabupaten di Indonesia disebut telah melalui serangkaian proses perencanaan panjang melalui Feasibility Study (FS) serta SID,” ujarnya.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Gresik, Eko Anindito, mengatakan HDDAP akan difokuskan pada komoditas cabai dan kunyit, terutama seperti di Gresik Selatan yaitu di Kecamatan Driyorejo dan Kecamatan Wringinanom.
Pria yang akrab disapa Eko itu berharap, sinergitas dan kolaborasi semua pihak di bawah komando Bupati Gresik, HDDAP menjadi gerbang terbuka dalam meningkatkan kesejahteraan petani, karena penanganan yang holistik dari hulu sampai hilir. (oso)