JAKARTA, arekMEMO.com – Aksi penipuan masih saja marak di masyarakat. Modusnya pun beragam. Mulai pinjaman online, investasi bodong, hingga yang terbaru memanfaatkan program vaksinasi Covid-19.
Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti berharap aksi-aksi ini bisa diatasi. Ia mengajak masyarakat melawan seluruh aksi penipuan. Aksi tipu-tipu yang dilakukan oknum tidak bertanggung jawab ini memilih korbannya secara random. Artinya, siapa pun bisa menjadi korban.
“Masyarakat harus waspada terhadap aksi penipuan yang memanfaatkan berbagai macam program yang sedang digulirkan. Polri menyebut ada ribuan penipu sudah bersiap memanfaatkan program vaksinasi Covid-19 untuk melakukan aksi kejahatannya,” tuturnya, Kamis (4/3/2021).
Untuk memperlancar aksinya pelaku sudah mengantongi data calon korban seperti nama, nomor telepon, dan email.
“Modus pelaku berpura-pura sebagai Tenaga Kesehatan (Nakes), pelaku mengaku bisa mempercepat antrean. Namun, ia meminta bayaran melalui transfer uang ke bank dan dilakukan via SMS atau telepon,” jelas LaNyalla.
Poin penting yang harus segera diperhatikan pemerintah. Pertama, masalah kebocoran data pribadi. Ini harus diperhatikan. Karena, pelaku memiliki data pribadi calon korban. Masalah kedua, kepemilikan rekening bank, ini harus menjadi perhatian penting dari lembaga keuangan perbankan. Mengapa rekening bank digunakan untuk kejahatan,” katanya.
Khusus data pribadi, mantan Ketua Umum Kadin Jawa Timur ini berharap data yang ada bisa diintegrasikan dengan sektor yang terkait. “Misalnya KTP yang terintegrasi dengan kepemilikan rekening yang digunakan oleh penipu. Sehingga pengungkapan kasus seperti ini menjadi lebih mudah dan cepat,” ujarnya.
LaNyalla juga meminta masyarakat untuk segera melaporkan jika mendapat SMS atau telepon penipun. “Polri harus mengusut tuntas dan melakukan tindakan preventif terhadap aksi penipuan. Jangan sampai menuai korban, seperti pinjaman online ilegal dan investasi bodong,” ujarnya. (ril/bon)