SERPONG, ArekMEMO.com – Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, Kamis, membuka Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Tahun 2020 Kementerian Riset, Teknologi/Badan Riset Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) mengatakan, yang terpenting dari seluruh upaya pemerintah dalam membangun negara adalah ketika hasil akhirnya bisa berdampak pada kemajuan dan kemakmuran bangsa.
Ketika generasi penerus memiliki bekal cukup yang berguna untuk melanjutkan roda kehidupan selanjutnya dan membawa manfaat bagi masyarakat, itulah kesuksesan bagi sebuah negara.
“Yang terpenting (bekalnya) adalah mengikuti kebutuhan rakyat dan harus netes,” kata Kepala Negara.
Senada dengan arahan Presiden, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim dalam diskusi menyampaikan bahwa konsep Kampus Merdeka mendukung terciptanya keleluasaan bagi perguruan tinggi untuk meningkatkan kapabilitas agar mampu menghasilkan lulusan yang mumpuni dan terserap di dunia kerja.
Kemitraan yang terbuka, lintas program studi, universitas, dunia industri, perusahaan, kementerian/lembaga, hingga organisasi nirlaba tingkat dunia membuka peluang bagi perguruan tinggi mewujudkan kebijakan Kampus Merdeka.
Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri yang hadir dalam kesempatan tersebut menambahkan, adanya jalinan kerja sama melalui kemitraan itu memungkinkan terjadinya pertukaran informasi, pengetahuan, dan teknologi sehingga bangsa kita bisa mengambil manfaatnya.
“Teknologi itu transfernya ke sini (Indonesia) bukan ke luar. Jadi kitalah yang mengambil berbagai macam pengetahuan untuk membangun IT di Indonesia,” kata Megawati di hadapan lebih dari 500 peserta dari berbagai elemen lembaga program penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan (litbangjirap) mulai dari Lembaga Pemerintah Non Kementerian, Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian/Lembaga, Perguruan Tinggi, Pemerintah Daerah dan dunia usaha (industri) yang hadir di acara tersebut.
Lebih lanjut, Mendikbud menegaskan pihaknya mendukung kemajuan perguruan tinggi dengan kemudahan proses izin membuka prodi baru terutama bagi yang terbukti telah bekerja sama dengan organisasi kelas dunia, organisasi nirlaba kelas dunia ataupun perguruan tinggi top 100 dunia.
“Kami mendorong pernikahan massal antara prodi perguruan tinggi dengan dunia nirlaba, dunia NGO, dunia research, dunia science dan kami akan memasarkan prodi-prodi tersebut sehingga kurikulum kita relevan dengan kebutuhan,” tutur Nadiem.
Kebijakan Kampus Merdeka sangat selaras dengan Kemristek/BRIN ingin mempercepat pencapaian hilirisasi dari inovasi. Dalam rangka mengintegrasikan berbagai kegiatan dan program litbangjirap ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) di Indonesia untuk menciptakan inovasi yang mampu mengentaskan kemiskinan dan mendorong perkembangan ekonomi Indonesia.
Penyelenggaraan Rakornas Kemenristek/BRIN yang berlangsung sejak Rabu-Kamis, 29 – 30 Januari 2020, di Komplek Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) di Serpong, Tangerang Selatan, mengambil tema “Meningkatkan Integrasi Penelitian, Pengembangan, Pengkajian, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang menghasilkan Invensi dan Inovasi untuk Pembangunan Nasional Berkelanjutan”. (tok/bon)