JOMBANG, PETISI.CO – Obyek wisata alam Sendang Made sudah terkenal sejak dulu. Sebagai petilasan Raja Airlangga dan tempat peristirahatan para raja Jawa sudah barang tentu masih berbau mistis yang masih dipercayai oleh masyarakat sekitar Sendang Made.
Menurut penjelasan juru kunci Sendang made bahwa Situs Sendang Made ini mempunyai 6 Sendang atau kolam yaitu Sendang utama ukuran 8 x 11 m, Sendang payung, padusan, sinden, omben dan Sendang Drajat, yang punya fungsi sendiri ditiap Sendangnya.
Karena punya nilai sejarah yang tinggi maka Ditjen Kebudayaan Kemendikbud dan Dinas Pariwisata Jombang menggelar Festival Ludruk Desa tahun 2018, Sabtu (8/12/2018), bertempat di lapangan situs Sendang made dengan diawali ritual kumkum atau mandi sinden di Sendang sinden.
Ada 12 orang Waranggono atau sinden
yang melakukan ritual, dengan dipandu oleh penari para sinden satu persatu kumkum di Sendang Sinden.
Acara dilanjutkan malam hari dengan pagelaran festival ludruk yang dihadiri oleh Bupati Jombang, Munjidah Wahab yang didampingi oleh anggota DPRD Jawa Timur Gus Adi, Kadinas Kominfo Budi Winarno, Kadinas Pariwisata Bambang W. Camat Kudu Sutomo, ketua KNPI Gus Farid, kades Made Winarsih dan Perwakilan dari Ditjen kebudayaan Jakarta Ibu Nia. Festival ludruk desa ini juga dihadiri oleh masyarakat Made kecamatan Kudu dan sekitarnya.
Dalam sambutan Bupati Jombang mengatakan, mudah-mudahan acara ini bisa digelar tiap tahun sebagai agenda wisata.
“Jombang sebagai kota yang telah melahirkan ludruk sangat pas kalau panitia menggelar festival ludruk saya sangat mengapresiasi kegiatan ini,” tutur Bupati Jombang.
Menurut panitia acara Festival Ludruk Desa ini sudah digagas satu tahun yang lalu dan alhamdulillah tahun 2018 ini disetujui oleh Ditjen Kebudayaan Kemendikbud. “Harapan kami Jombang merupakan kabupaten yang telah melahirkan ludruk sebagai kebudayaan yang luhur mudah mudahan Jombang segera membangun gedung kesenian yang bisa dipakai sebagai pengembangan kesenian dan kebudayaan di Kabupaten Jombang,” jelas panitia.
Acara Festival Ludruk Desa ini juga dapat perhatian dari para pemerhati seni mereka datang dari Yogyakarta, Bandung dan Surabaya. (prw)