LAMONGAN, arekMEMO.Com – Sekitar 2.000 menu nasi boranan disajikan 22 penjual. Ini merupakan event perdana Bazar Kuliner Sentra Boranan, Desa Sumberejo, Kecamatan Lamongan, Selasa (17/09/2024).
Dalam Bazar Boranan ini, pengunjung cukup membeli kupon dengan harga Rp 10 ribu/porsi lengkap dengan lauk dan bumbu pedasnya yang menggoda selera.
Bazar borananan ini merupakan inisiatif pemerintah desa untuk lebih memperkenalkan nasi boran sebagai kuliner khas Lamongan, asli Dusun Kautan, Desa Sumberejo. Dengan begitu masyarakat umum akan lebih mengenal asal usul nasi boran yang sebenarnya.
Nasi boran sendiri, menurut Kepala Desa Sumberejo, Sumantri, ada sejak tahun 1940. Dalam perkembangannya saat ini banyak dijajakan oleh masyarakat di luar warga Kautan. “Untuk itu kami berharap, dengan adanya Bazar Boranan ini, Dusun Kautan akan dikenal sebagai asal usul nasi boran yang banyak dikenal masyarakat Jawa Timur,” ujar Sumantri.
Untuk mempertegas, sekaligus ciri khas masakan tradisional Dusun Kautan, pemerintah desa berharap peran Pemda Kabupaten Lamongan, ikut cawe-cawe mematenkan produk nasi boran sebagai produk asli kuliner Dusun Kautan. “Supaya nasi boran tidak diklaim atau diakui sebagai makanan khas daerah lain,” tegas Sumantri.
Untuk mengawalinya, saat ini pemerintah desa sudah membuatkan kemasan bungkus nasi boran dengan tulisan “Nasi Boran” sebagai pembeda nasi boran yang dijajakan warga selain Dusun Kautan. Dengan begitu penikmat nasi boran akan bisa membedakan mana yang produk asli Kautan atau di luar Kautan.
Menurut O’on, Panitia Bazar menyebut, jika ditotal, saat ini terdapat seratus lebih warga Dusun Kautan yang berprofesi sebagai penjual nasi boran. Semuanya tersebar di beberapa lokasi strategis di Kota Lamongan. “Seratus penjual nasi boran ini tidak semuanya kita hadirkan dalam bazar boranan, mungkin tahun depan kita akan membuat yang lebih banyak lagi penjual nasi boran yang terlibat,” ujarnya.
Ditambahkan, bazar boranan ini sekaligus sebagai rangkaian dalam kegiatan ruwatan desa, sehingga dihadirkan pula pergelaran Wayang Kulit semalam suntuk. Dan bazar boranan berlangsung dari sore hingga malam hari. “Animo masayarakat luar biasa, sudah tentu mereka datang ingin merasakan nasi boranan yang asli produksi warga Kautan, yang rasanya dijamin ada ciri khasnya pedas dan gurih,” ungkap O’on.
Nasi boran merupakan kuliner khas Lamongan yang terkenal selain Soto Ayam dan tahu campur. Disebut nasi boran karena wadah nasinya disebut boran, yakni anyaman dari bambu yang diperuntukkan sebagai wadah atau tempat nasi. Nasi boran dilengkapi dengan lauk pletok, ikan sili, rempeyek, tak lupa guyuran bumbu pedasnya yang menggugah selera makan.
Jika berkunjung ke Kota Lamongan sangatlah mudah menjumpai penjaja nasi boran ini, karena dijual dari pagi hingga malam hari. Tempat-tempat yang banyak menyediakan nasi boran ada di sekitar pertigaan Jalan Sunan Drajad, sekitar Plaza Lamongan, Jalan Basuki Rahmad, bahkan di jalan Raya Poros Nasional sekitar Ndapur, atau Jalan Jenderal Sudirman. (iyan)