MAGETAN, arekMEMO.Com – Kiprah Nanang Samino, warga Dusun Singolangu, Plaosan, Kabupaten Magetan, yang punya usaha ternak sapi perah membuahkan hasil manis. Dia menerima penghargaan sebagai juara kedua UMKM Awards 2021 memperingati HUT Bank Jatim ke 60 dan HUT Kemerdekaan RI ke 76.
Di desanya, dialah orang pertama kali beternak sapi perah. Sebagai perintis, awalnya dia memelihara dua ekor sapi perah dan kini menjadi 13 ekor. Tapi, keberhasilannya sebagai peternak sapi perah hingga mendapat penghargaan tidak begitu mulus.
Keberhasilan yang diraihnya ini justru setelah dia gagal sebagai peternak penggemukan sapi. “Awalnya saya gagal usaha penggemukan sapi, karena biaya pakan yang tak sebanding dengan harga jual sapi yang saya gemukkan,” ujar pria 40 tahun ini.
Apalagi harga jual sapi dari hasil penggemukan ditentukan tengkulak, sehingga ia sebagai pemilik sapi tak bisa berkutik. “Para tengkulak kalau memberi harga hanya menggunakan perkiraan sendiri. Terkesan seenaknya, dan ujung-ujungnya saya merasa hanya mendapat capek saja sebagai peternak penggemukan sapi,” kenang Nanang, panggilan akrabnya.
Merasa gagal usaha penggemukan sapi, dia banting stir. Nanang mulai mencoba menggeluti ternak sapi perah. “Untuk beternak sapi perah sangat menguntungkan, karena potensi alam daerah sini sangat menunjang sekali. Awalnya, memulai dengan dua ekor dan kini menjadi 13 ekor,” kata Nanang akhir Agustus lalu di Omah Susu Lawu, Dusun Singolangu, Plaosan, Kabupaten Magetan.
Alhamdulillah, kata dia, beternak sapi perah akhirnya berhasil. Di luar dugaannya, para warga lain mengikuti jejaknya. Sekarang, jumlah peternak sapi perah di desanya ada sekitar 60 orang lebih. Mereka tertarik, karena beternak sapi sangat menguntungkan. Apalagi, di desanya tersedia pakan yang melimpah dan hasilnya sudah ada yang menampung.
“Hasil produksi susu mereka ditampung di Omah Susu Lawu di Dusun Singolangu, Plaosan, Magetan. Dalam sehari, sekitar 60 peternak sapi perah rata-rata bisa menghasilkan susu 2500 – 3000 liter yang kemudian diolah lagi menjadi lima rasa lalu dijual,” kata Nanang Samino yang juga nasabah Bank Jatim.
Sebagai peternak sapi perah, ia merasa bersyukur dengan adanya pembiayaan yang dikucurkan Bank Jatim. Bahkan, rara-rata para peternak sapi perah di desanya, juga menjadi nasabah Bank Jatim. Bisa dipastikan angsuran kredit mereka pasti lancar, karena beternak sapi perah lebih menguntungkan. Dalam satu hari, setiap satu ekor sapi perah menghasilkan susu kisaran 50 liter.
Sapi perah di mata Nanang, sungguh sangat menguntungkan karena secara matematis hasilnya bisa dihitung. Apalagi Dusun Singolangu, Plaosan, tempat Nanang tinggal, dipilih pemkab setempat menjadi pusat pengembangan sapi perah. Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magetan yang setiap saat melakukan pengawasan tak hanya fokus pada cara pemeliharaan sapi saja, namun sampai pada pengolahan produk susu dan produk olahannya.
Jangan heran bila kualitas susu Dusun Singolangu, yang saat ini mendapat julukan “Kampung Susu Lawu” memiliki kandungan protein yang lebih baik dari produk susu di pasaran. Kandungan susu sapi Singolangu proteinnya cukup tinggi. Inilah sebetulnya nilai plus. Karena dari sisi pemiliharaan, misalnya, kebutuhan pakan ini sangat diperhatikan untuk menjaga kualitas susu. Apalagi di Singolangu ini cuaca juga sangat mendukung. (kar/mus)