SIDOARJO, arekMEMO.Com – Penjual Nasi Bungkus Campur 99 di Raya Tropodo, Waru, Sidoarjo, Mas Antok, bukan orang kaleng-kaleng. Dia adalah sarjana lulusan arsitek di sebuah PTS top di Surabaya.
Sebelum jualan nasi bungkus, pria berputra dua ini banyak usaha yang dilakoni. Dia cukup lama juga menekuni profesi arsitektur sesuai dengan bidang pendidikanya. Bagai kutu loncat, dia juga pernah menjadi berbagai profesi. Misalnya, sebagai sales kompor gas, servis dan jual perangkat komputer, servis gas kompor dan lain-lain.
“Akhirnya jual nasi bungkus ini,” katanya yang setiap hari mangkal di depan kantor Bank Mega Tropodo.
Dengan berjualan nasi bungkus, dia mengaku merasa kewalahan menerima order. Lebih-lebih hari Jumat banyak pesanan. “Pesanan bisa dua kali lipat. Ya, pesanan dari pelanggan biasanya untuk keperluan Jumat Barokah yang dibagikan ke masjid-masjid,” tuturnya.
Membuat nasi bungkus setiap hari memang terasa capek. Tapi, dia dibantu istri dan kadang ibunya. Harga jualnya terjangkau para pembeli yang kebanyakan para pekerja.
“Satu bungkus Rp 7000 ribu saja denga lauk yang bisa dipilih seperti daging, telur, ayam dan ikan tongkol,” tutur pria murah senyum ini.
Waktu istirahat setiap hari dimanfaatkan servis komputer/kompor gas panggilan. “Ya lumayan juga,” tutur Alfianto Akbar nama lengkapnya.
Seorang pelanggan yang sedang beli ketika ditanya merasa cocok dengan masakan nasi campur 99 ini. “Enak dan sedap, masakannya. Makanya, saya sering beli,” tuturnya. (kar)