MALANG, arekMEMO.Com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim melalui Unit Pelaksana Teknis Rehabilitasi Sosial Bina Netra (UPT RSBN) Dinas Sosial Jatim di Malang, kembali membuat inovasi berupa slayer dan taplak dari batik. Taplak dari batik ciprat ini karya para disabilitas netra bisa langsung diaplikasikan oleh penggunanya, sehingga mudah untuk dipadu-padankan.
Dipandu instruktur, para Penerima Manfaat (PM) yang buta total dan low vision tampak semangat mempelajari cara pembuatan syal batik ciprat dengan perpaduan batik cap.
Kepala UPT RSBN Malang, Firdaus Sulistijawan, melalui Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial, Anantya Wulandari, mengatakan selama Covid-19, batasan fisik menjadi salah satu syarat dalam protokol kesehatan. Oleh karenanya, penyandang distra yang banyak mempunyai keterampilan pijat harus memutar otak untuk mengembangkan keterampilan lain.
“Klien distra tetap harus berkembang walaupun di masa pandemi. Meskipun kegiatan pijat menurun, karena harus menjaga jarak, cara lain bisa diupayakan untuk tetap membangun kemandirian sosial dan ekonomi. UPT RSBN Malang mengembangkan strategi dengan meningkatkan personal value klien melalui kerajinan batik ciprat,” ungkapnya dikutip dari laman Kominfo Jatim.
Batik ciprat netra karya klien UPT RSBN Malang ini memiliki ciri khas dan keistimewaan tersendiri. Salah satunya, ketidaksesuaian gambar (motif) dan warna antara kain satu dengan yang lain, sehingga batik tersebut akan sulit ditemui di tempat lain.(*)