LAMONGAN, arekMEMO.Com – Dinas Kesehatan Lamongan mengumumkan peluncuran program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang ditujukan untuk seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Lamongan. Program ini merupakan upaya untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan dan mendeteksi dini berbagai penyakit.
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Lamongan, Yany Khoirurakhmawati, menjelaskan bahwa program cek kesehatan gratis untuk ASN akan dimulai pada tanggal 2 Mei 2025. “Kami berharap seluruh ASN dapat melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum akhir bulan Mei,” ujarnya.

Yany menambahkan bahwa pemeriksaan bagi ASN akan dilakukan dengan mekanisme yang berbeda, termasuk pendaftaran dan screening sebelum pemeriksaan fisik. “Kami akan melakukan pemeriksaan secara door-to-door atau di instansi terkait,” jelasnya.

Di Kabupaten Lamongan, Yany menyebutkan bahwa pihaknya memiliki target untuk mencapai 5% dari seluruh penduduk Lamongan setiap bulannya, yang berjumlah sekitar 58.176 jiwa. Diharapkan, setiap hari dapat melayani hingga 150 pasien di puskesmas besar dan 70 pasien di puskesmas kecil.

Namun, Yany mengakui bahwa ada beberapa tantangan dalam pelaksanaan program ini, terutama dalam proses pendaftaran. “Banyak orang yang belum familiar dengan aplikasi Satu Sehat Mobile, yang merupakan platform pendaftaran untuk pemeriksaan kesehatan,” katanya. Untuk memudahkan pendaftaran, kader kesehatan akan menggunakan WhatsApp untuk membantu masyarakat mendaftar.

Pemeriksaan kesehatan yang ditawarkan meliputi pengukuran tekanan darah, tinggi dan berat badan, serta lingkar perut untuk mendeteksi obesitas. Selain itu, pemeriksaan gula darah dan screening untuk kanker payudara, kanker usus, serta faktor risiko penyakit jantung dan paru-paru juga akan dilakukan.

Pihak Dinas Kesehatan Lamongan berharap, ke depan dapat memetakan kondisi kesehatan masyarakat, sehingga dapat mengambil langkah-langkah preventif untuk menjaga kesehatan masyarakat. “Dengan data yang kami kumpulkan, kami dapat mengidentifikasi risiko penyakit seperti diabetes, hipertensi, dan kanker, serta merencanakan intervensi yang tepat,” tutup Yany.(Iyan)