SURABAYA, arekMEMO.Com  – Stikosa AWS kembali mendapat kepercayaan dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) untuk melakukan riset tentang pemetaan lulusan SMA dan SMK di wilayah Jawa Timur terhadap kebutuhan kompetensi pengguna lulusan di dunia usaha dan dunia industri (DUDI).

Melalui program hibah BIMA (Basis Informasi Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat) Kemendikbudristek, riset ini akan memetakan dan menganalisis gap kurikulum SMA/SMK terhadap kebutuhan pengguna lulusan, khususnya di bidang komunikasi dan TIK. Hasil riset selain memperoleh peta demografis lulusan SMA/SMK dan serapan lulusan pada dunia usaha dunia industri, analisisnya akan menjadi dasar dalam sebuah policy brief sebagai pedoman pengembangan kurikulum SMA/SMK Jawa Timur yang selaras dengan kebutuhan kompetensi dudi.

Riset dipimpin langsung oleh Dr Jokhanan Kristiyono, ST, M.Med.Kom beranggotakan beberapa dosen dan mahasiswa Stikosa AWS. Ada lima titik di wilayah Jawa Timur yang menjadi sasaran riset, yakni Kota Surabaya, Kabupaten Blitar, Kabupaten Madiun-Magetan, Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten Banyuwangi. Penggalian data dengan penyebaran angket, observasi hingga Focus Group Discussion sudah dilakukan di Surabaya pada 11 Juli 2024 dan Kabupaten Blitar, 10/8/2024 lalu.

Di kampus Stikosa AWS, Senin 19/8/2024, Jokhanan menceritakan awal mula mandat riset di lima kota tersebut. Yakni saat Stikosa AWS dipercaya membuat program penyelarasan pendidikan dunia usaha & dunia industri (larasdikdudi) dari Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Ditjen Paudni) pada tahun 2013 dan 2014.

Menurut Jokhanan, permasalahan yang muncul saat ini adalah terdapat kesenjangan yang cukup dalam dan luas antara kemampuan lulusan SMA dan SMK dengan kebutuhan kemampuan dasar oleh Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI). Salah satu jalan dalam program penyelarasan kompetensi ini adalah mengembangkan kurikulum yang dapat membantu mengatasi kesenjangan antara kemampuan lulusan SMA dan SMK di Jawa Timur dengan kebutuhan kompetensi dasar dari dunia bisnis dan industri. Kurikulum harus disesuaikan dengan kebutuhan industri, dan memastikan bahwa lulusan SMA dan SMK memiliki kemampuan teknis, konseptual, dan sosial yang sesuai dengan tuntutan industri. Hal ini dapat dicapai dengan memasukkan subjek yang sesuai dengan kebutuhan industri saat ini.

“Jadi intinya, lulusan SMA/SMK tetap butuh tambahan skill baik hardskill maupun softskill untuk media komunikasi dan TIK. Karena apa yang mereka pelajari di sekolah masih belum cukup untuk menjawab kebutuhan dunia usaha dan dunia industry,” tegasnya.

Menurut Jokhanan, penelitian ini menggunakan mix-method berjenjang yaitu pendekatan kuantitatif untuk memetakan dasar kemampuan lulusan SMA/K Jawa Timur dan disandingkan dengan kemampuan dasar yang dibutuhkan DUDI. Untuk meihat keselarasan dan kesenjangan kompetensi lulusan dan kebutuhan pengguna lulusan. Selanjutnya pendekatan kualitatif untuk melihat secara mendalam kemampuan analisis data, pemahaman konsep teknologi informasi, pemahaman bisnis, dan kemampuan komunikasi.

Target luaran publikasi artikel ilmiah pada Jurnal “Education and Information Technologies” yang merupakan jurnal resmi dari IFIP Technical Committee on Education https://link.springer.com/journal/10639) dengan H-Index 61 dan SJR 1.25 (2022). Luaran kedua adalah buku referensi ber-ISBN hasil penelitian berjudul Media Data Science: Kompetensi Dasar untuk SMA/K di Era Digital diterbitkan oleh Penerbit Prenada yang nanti menjadi dasar rekomendasi kebijakan pengembangan kurikulum Pendidikan (publikasi HKI).

Sedangkan susunan tim peneliti yang terlibat antara lain : Dr Jokhanan Kristiyono, ST, M.Med.Kom (ketua), Suprihatin, S.Pd. M.Med.Kom, Isnaini Muhandhis, M.Kom, Baswara Yua Kristama. S. Sos.,M.Sosio, Fifi Ratnasari, Am.D dan dua mahasiswa Stikosa AWS, Gina Amara Armodia dan Sahrul Rizkyanto.(*)