SURABAYA, arekMEMO.com – Puncak Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) Tahun 2021, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menerima penghargaan Kinerja Pengurangan Sampah sekaligus Dana Insentif Daerah (DID) Tahun 2020 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutananan (KLHK) Republik Indonesia.

Peringatan yang digelar secara virtual itu, diikuti Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar, Dirjen Pengelolaan Limbah, Sampah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3), Rosa Vivien Ratnawati serta kepala daerah dan seluruh stake holder yang berkaitan dengan penanganan limbah dan sampah.

Menteri LHK, Siti Nurbaya Bakar mengatakan, HPSN ini dapat menjadi platform untuk memperkuat posisi sektor pengelolaan sampah sebagai pendorong pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Selain itu, HPSN sekaligus sebagai pertunjukkan salah satu prinsip pengelolaan sampah berkelanjutan.

“Sampah menjadi sumber melalui pelaksanaan ekonomi sirkular. Dan sampah menjadi sumber energi alternatif,” kata Siti Nurbaya Bakar.

Dalam kesempatan itu, Pelaksana Harian (Plh) Wali Kota Surabaya, Hendro Gunawan dan 13 perwakilan daerah lainnya menerima penghargaan dari KLHK secara virtual. Hendro mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada Menteri LHK, atas penghargaan yang diberikan kepada Kota Surabaya.

“Matur nuwun penghargaannya Ibu Menteri,” kata Hendro di sela-sela menerima penghargaan, Senin (22/2/2021).

Bagi dia, penghargaan ini akan menjadi penyemangat Pemkot Surabaya untuk terus berupaya lebih baik lagi. Terutama dalam hal penanganan dan pengelolaan sampah. “Semoga ini menjadi penyemangat Kota Pahlawan untuk lebih baik lagi,” ujarnya.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Kota Surabaya, Anna Fajriatin mengatakan, seiring dengan peningkatan jumlah penduduk, maka volume sampah juga akan ikut naik. Karenanya, berbagai langkah dan strategi terus dilakukan pemkot agar dapat menekan jumlah sampah dengan cara memanfaatkannya sebaik mungkin.

“Mulai dari sampah rumah tangga harus terpisah, kemudian pengelolaan sampah organik dengan pengembangbiakan Magot (Black Soldier Fly). Hingga pemanfaatan sampah daun menjadi kompos yang dipergunakan untuk perawatan taman-taman kota,” kata Anna.

Hasilnya, saat ini jumlah volume sampah mengalami penurunan setiap harinya. Menurutnya, jika tahun sebelumnya sampah yang masuk TPA (Tempat Pembuangan Sampah) sekitar 1.600 – 1.700 ton per-hari, kini sampah sekitar 1.500 ton.

Meski jumlah sampah turun, namun Anna akan terus berinovasi dan berupaya menekan jumlah sampah dengan berbagai macam pemanfaatan dan kreatifitas yang ada. Misalnya, akan menambah alat untuk mengolah furniture atau perabotan rumah tangga yang tidak terpakai. Seperti kasur, sofa, meja maupun perabotan yang lain.

Sedangkan untuk DID yang diterima pemkot, kata Anna, rencananya akan diperuntukkan mendukung pengelolaan sampah di Surabaya, seperti pembelian mesin. Medki begitu, ia mengaku masih menunggu arahan lebih lanjut dari KLHK untuk alokasi DID. (ril/bon)