Rektor Universitas Brawijaya Malang, Prof Widodo bersama Doddy Hernanto (baju batik) saat membuka pameran lukisan QR Ar

 

MALANG, arekMEMO.Com – Empat belas lukisan QR Art wajah Rektor Universitas Brawijaya (UB) Malang dipajang di gedung Rektorat UB, Jl. Veteran 10-11 Malang, sejak Rabu (18/10/2023) sampai sebulan ke depan. Lukisan itu karya inovator QR Art, Doddy Hernanto alias Mr. D, seniman kreatif asal Surabaya yang juga terkenal dengan temuan metode gitar satu jari.

Dari 14 lukisan barcode QR Art tersebut jika di-scan di ponsel akan muncul seluruh data, baik berupa tulisan dan visual/foto tentang masing-masing Rektor UB dari masa ke masa. Yakni, Dr Doel Arnowo, Brigjen dr Edi Soedewo, Mayjen Moejadhi, Prof Dr Ir Moeljadi Banoewidjojo, Prof Darji Darmodiharjo, Prof Dr Harsono, Prof Drs Zainal Arifin Achmady, Prof Drs HM Hasyim Baisoeni, Prof Dr Eka Afnan Troena, Prof Dr Ir Bambang Guritno, Prof Dr Ir Yogi Sugito, Prof Dr Ir Mohammad Bisri, Prof Dr Ir Nuhfil Hanani dan Prof Widodo, S.Si, M.Si, Ph.D.Med.Sc  yang saat ini masih menjabat.

Menurut Prof Widodo, lukisan QR Art tersebut merupakan salah satu terobosan pengelolaan arsip  yang sesuai dengan perkembangan era digital.  “Ini adalah kombinasi antara seni dan perkembangan teknologi digital di Indonesia. Yang tujuannya adalah agar anak-anak muda bisa memahami arsip dengan cara kekinian, yang sesuai dengan perkembangan zaman,” ungkap rektor.

Rektor UB menyitir “Archivum est Potentia”, ungkapan bahasa Yunani yang mengandung arti, arsip adalah kekuatan. Maka keberadaan 14 karya QR Art ini adalah kekuatan membina seluruh unit kerja dalam mengelola kearsipan yang dinamis.

Rektor juga menyitir ungkapan “historia magistra vitae”, yakni sejarah adalah guru terbaik dalam kehidupan. Keberadaan sejarah membantu manusia untuk belajar dan menjadi lebih baik ke depannya, imbuhnya.

Menurut Doddy Hernanto, dalam menyelesaikan karya-karyanya waktu yang dibutuhkan bervariasi, satu lukisan QR Art diselesaikan 3 sampai 5 hari, tergantung tingkat kesulitannya. Doddy menggunakan teknologi digital sebagai medianya dan menggabungkan antara seni analog dan digital. Cara melukis bisa dimulai dari iPad lalu diaplikasikan ke kanvas dengan teknik retouch atau dengan teknik sebaliknya.

Dibandingkan dengan aliran karya lukis sebelumnya, misalnya realisme, kubisme, ekspresionis dan sebagainya, Doddy menyebut aliran karya lukisnya adalah Codeisme. Yakni jenis baru aliran lukisan yang inovatif menggunakan QR Code dengan berbagai teknis seni melukis. Jika dipindai atau scan akan menghasilkan konten dan rekam jejak digital. (sas)