GRESIK, arekMEMO.Com – Penjabat (Pj) Gubernur Provinsi Papua Tengah, Ribka Haluk, bersama sejumlah pejabat mengunjungi Smelter PT Freeport Indonesia (PTFI) di JIIPE KEK Manyar Gresik, Sabtu (15/6/2024).
Menurut Ribka, smelter ini juga merupakan kebanggaan bagi masyarakat Papua karena konsentrat tembaga dari kawasan Tembagapura, Papua Tengah, sekarang mampu berlayar hingga Kabupaten Gresik, Jawa Timur, yang diharapkan mendukung program hilirisasi pemerintah.
“Wilayah pertambangan Freeport di Timika berada di Provinsi Papua Tengah, maka bagaimana kita membangun kerja sama dan kolaborasi bersama untuk menyelesaikan berbagai masalah seperti pengangguran, kemiskinan ekstrem, dan penanggulangan stunting,” kata Ribka.
Ribka bersama rombongan berkesempatan berkeliling ke Smelter PTFI, bahkan melihat dari dekat berbagai area penting di smelter untuk memastikan tentang kesiapan Smelter PTFI menjelang beroperasi.
Area penting yang dikunjungi Ribka, antara lain Jetty (Pelabuhan), area operasional Smelter dan fasilitas Unit Oksigen, Unit Asam Sulfat, Unit Desalinasi serta Unit Effluent and Waste Water Treatment Plant.
Wakil Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Jenpino Ngabdi menyampaikan terima kasih, atas kunjungan dan dukungan segenap Pemerintah Provinsi Papua Tengah.
“Kami berkomitmen untuk terus bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Papua Tengah, untuk mengembangkan industri pertambangan yang aman dan bermanfaat bagi masyarakat Papua dan semua pihak, sehingga bisa menambahkan nilai tambah yang maksimal untuk Indonesia,” katanya.
Seperti diketahui, saat ini Smelter PTFI tengah melakukan proses commissioning yaitu pengujian dan percobaan untuk memastikan peralatan dan sistem yang didesain, dipasang dan dioperasikan sudah sesuai sebagai proyek smelter secara substansial.
Smelter PTFI dijadwalkan akan mulai beroperasi pada Juni 2024, lalu memasuki tahap produksi pada bulan Agustus dan ramp-up hingga mencapai kapasitas penuh pada akhir bulan Desember 2024.
Smelter kedua PTFI ini, mampu memurnikan konsentrat tembaga dengan kapasitas produksi 1,7 juta ton. Selain katoda tembaga, smelter yang berlokasi di Kecamatan Kabupaten Gresik ini, juga menghasilkan lumpur anoda yang selanjutnya dimurnikan di Precious Metal Refinery (PMR) menjadi emas dan perak batangan, serta Platinum Group Metals (PGM).
Hingga akhir Mei 2024, investasi yang telah dikeluarkan PTFI untuk pembangunan smelter tembaga single line dengan desain terbesar di dunia ini telah mencapai 3,67 miliar dolar AS, atau sekitar Rp 58 triliun. (oso)