SURABAYA, arekMEMO.com – Tiga tahun Badan Pengurus Yayasan Pendidikan Wartawan Jawa Timur (YPW-JT) yg dikomandani pria ganteng, jurnalis senior (salah satu kongklomerat muda media massa) Imawan Mashuri SH MH, berbenah. Korah2. Membersihkan tikus2 yg merongrong uang kampus (sebut uang mahasiswa). Miliaran rupiah dipakai bancaan. Sementara mahasiswa seperti terhipnotis: diam seribu bahasa. Justru membela mereka yg berkhianat, mencoreng kebersihan kampus Stikosa – AWS.

Bermula dari kebijaksanaan Ketua YPW-JT yg mencanangkan Tahun Tertib Administrasi (2019), kami mulai melakukan pembenahan ke dalam. “Kita sama sekali tidak memiliki data. Berapa jumlah murid dan guru, baik itu di SMP AWS, SMA AWS, SMK Prapanca 1 dan 2,” ujar Dadik Susijanto, Wakil Ketua II YPW-JT.

Dadik bersama pengurus lain mulai melakukan pembenahan ke dalam sebagaimana diamanatkan Ketua YPW-JT. Stelah memperoleh data, pengurus ingin mendalami lagi, ingin tau berapa perolehan siswa, berapa honor guru, berapa keuangan yg dikelola unit2. Karena selama ini unit2 berjalan liar, sak karepe dewe. Tidak pernah melaporkan keuangan. Tidak pernah membicarakan RAB dengan yayasan. 

“Kami ingin mengembalikan unit2 ke pangkuan ibu pertiwi,” katanya.

Tentu saja ada perlawanan. Selama ini yg sudah merasa dienakkan, menikmati pengelolaan mandiri, tanpa kontrol, tentu terusik. Bahkan sangat terusik. “Ada unit yg kita mintai laporan keuangan terang2an menolak, dengan alasan merusihi. Yayasan minta laporan keuangan dianggap ngrusuhi. Opo iki.”

Bahkan ada Kepala Sekolah yg bercokol sejak 1999, yg Agustus 2020 kemarin sudah berusia 60 tahun, usia pensiun menurut Permendikbud No. 6 Tahun 2018. “Kami berkali-kali melakukan pendekatan, dengan halus serta sopan yang bersangkutan  kita minta menyiapkan penggantinya. Tapi tidak digubris,” ujar Imawan Mashuri. 

Keinginan baik yayasan dijawab: “Kepala Sekolah adalah urusan saya. Yayasan tidak boleh ikut campur,” kata Kepala Sekolah SMK congkak. Dia mengaku bersedia menyerakan sekolah jika diberi ganti rugi. Alasannya: gedung sekolahan dia yg membangun. Namun ketika dimintai nominal dia bilang “terserah yayasan berapa”. 

Padahal yayasan ingin agar kegiatan belajar mengajar tetap berjalan. Belajar mengajar tidak boleh berhenti. Apalagi menurut Kepala Dinas Pendidikan Prov Jatim, Dr. Ir. Wahid Wahyudi MT, bahwa kepala sekolah yg usianya 60 tahun jika tidak diganti, maka secara otomatis akan di-rejec. Berarti dicoret. Tidak akan dapat menerima dana BOSS serta bantuan lainnya.

Untuk itu, Kadis memberi arahan agar Kepala Sekolah tersebut segera diganti. “Secepatnya diganti. Jangan lupa saya diberi dokumen yg menyebutkan bahwa SMK itu adalah aset YPW-JT,” kata Wahid Wahyudi. Dan, surat dimaksud sudah kita kirimkan Senin, 22 Maret 2021. 

Edisi berikutnya menyangkut 4 doktor yg sengaja meninggalkan Stikosa – AWS dengan berbagai persoalan. (cak bon)